Pagi menuntutnya untuk membangunkan diri, mempersiapkan hari dengan penuh sayang. Ya, itulah Annia. Annia yang dulu sangat manja, tidak bisa apa-apa dan kerjanya hanya makan tidur, kini sudah berubah menjadi super emak yang begitu super.
Annia sedang mengolesi roti tawar yang tengah ia pegang dengan selai anggur saat Azmi beserta anak-anak menghampirinya.
"Selamat pagi!" sapa Annia pada mereka bertiga.
"Pagi, pagi, luar biasa!!" jawab Azmi, Arusha dan Shashi kompak, Setelah itu kembali tertawa lalu duduk di tempatnya masing-masing.
"Pagi sayang," sapa Azmi sembari mengecup puncak kepala Annia lembut yang dibalas dengan senyuman oleh Annia.
"Wahh... Sarapan roti lagi nih kita!!" teriak Arusha girang, mengambil roti miliknya dan langsung melahapnya.
Annia tersenyum saat melihat anak-anaknya makan dengan lahap. Namun ada rasa yang mengganjal hatinya saat ia mengingat kejadian semalam.
Semakin di diamkan, semakin mengganjal di hati perasaan itu, hingga membuat Annia angkat bicara."Nak,"
Arusha dan Shashi mendongak bersamaan.
"Ups..Maaf, maksud Ami, Shashi." ucapnya membenarkan.
Shashi menghentikan makannya, "Iya, Ami?"
"Ami mau tanya sesuatu, boleh?"
Arusha menatap Sang ibu dengan menatap Shashi bergantian.
"Boleh," jawab Shashi dengan senang hati.
Setelah mendapat persetujuan, Annia diam. Tiba-tiba ia tak sanggup untuk menanyakan kegundahan hatinya ini, bibirnya kelu untuk bertanya.
"Ami??" panggil Shashi yang telah menunggu pertanyaan dari ibunya.
"Oh... Iya, Anu... It... Rot---roti!!" ucap Annia tergagap.
"Roti?"
"Ngg... I--iya, Roti. Rotinya enak?"
Shashi terdiam, menatap horor roti yang telah ia gigit, lalu kembali menatap Annia. "Enak kok," jawabnya tanpa senyum, seperti biasa.
"Shashi mau bawa roti ini kesekolah," ucapnya sembari memasukkan roti itu kedalam kotak kecil bewarna hijau.
"Untuk apa Ashi bawa roti?" tanya sang saudara kembar.
"Untuk dimakan." jawabnya tepat sekali.
"Oohh," ucap Arusha, "Kalau begitu Arusha juga deh,"
"Boleh," jawab Annia yang melihat Arusha seperti menatapnya meminta persetujuan.
Setelah membantu sang anak, Annia pun menganggukkan kepalanya senang lalu berinisiatif untuk ikut makan bersama mereka.
Setelah selesai makan, Arusha dan Shashi sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah, dibantu oleh Mbak Wati yang sampai kini masih bekerja di rumah tuan Reonald.
Annia berdiri di belakang Azmi yang tengah berkaca sembari memasang dasi di kemejanya.
"Kak," panggil Annia.
Sontak panggilan itu mengejutkan Azmi, sebab bayangan Annia di cermin tertutup oleh tubuhnya yang berukuran sebesar kebo.
Azmi menoleh kebelakang dan mendapatkan sang istri yang tengah berdiri di belakangnya.
Senyum menghias wajah cantik Annia. Tangan mungilnya kini tengah memasangkan dasi Azmi yang baru setengah jalan ini."Nanti biar Annia yang jemput anak-anak," ucapnya.
Azmi menyerngit, "Kenapa?"
"Nggak ada... Pengen aja sih,"
KAMU SEDANG MEMBACA
D o u b l e A | TERBIT
RomansWAJIB FOLLOW TERLEBIH DAHULU!!! U17+⚠ ~Annia Ganisha Robert~ Kisah cinta yang tak ada ujungnya. Gadis berusia sembilan belas tahun ini yang dijodohkan kepada lelaki kaku, datar dan dingin. Namun siapa yang menyangka bahwa lelaki yang dijodohkan ke...