Double A | BAB 50.

7.7K 151 3
                                    

SELAMAT MEMBACA**
Jangan lupa Vote:)
_______________________________________

Annia mengerjapkan Mata indah bak batu safirnya, menatap semua penjuru berharap ada seseorang yang menunggunya, namun sejauh mata memandang hanya cahaya warna putih yang ia lihat.

"Dimana aku?"
Tanya Annia pada dirinya sendiri,ia tak tahu dirinya berada dimana.

Annia melakukan kebiasaannya sebangun tidur, yaitu mengelus perut buncitnya,namun kali ini ia terkejut. Tidak ada perut buncit lagi, sejenak ia berfikir apa yang telah terjadi dan saat ia teringat, tubuhnya bergetar.

"Ap...akah aku sudah mati?"

"Ti.. Tidak mungkin,aku belum mati...... dimana aku?? APAKAH ADA ORANG DISINI??!" teriak Annia dengan histeris.

Annia ketakutan, ia duduk melipat kakinya dan membenamkan wajahnya untuk menumpahkan air matanya disana, ia memeluk kakinya dengan erat.

"Ma.... ma, Annia dimana..." lirih Annia masih terisak.

"Annia,...."

Merasa dirinya dipanggil, Annia menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang laki-laki memakai pakaian serba putih sedang berjalan menghampirinya.

Annia membulatkan matanya sempurna melihat siapa lelaki itu.

"Kak Rixal!!!" Annia berlari menghambur ke dalam pelukan orang yang sangat ia rindukan kehadirannya.

Rixal membalas pelukan adiknya tak kalah erat dan mengusap puncak kepala Annia.

"Annia rindu sama kakak," lirih Annia, Rixal pun tersenyum.

"Kakak juga rindu sama Annia,mama dan Papa," balas Rixal dengan tatapan sendu.

"Ka... kak Rixal, Annia kenapa ada disini? Apakah Annia sudah mati?"
tanya Annia setelah melepas pelukannya. Rixal yang mendengar pertanyaan itu membulatkan matanya.

"Tidak! Annia gak mungkin," jawab Rixal cepat.

Annia yang tidak mengerti apa-apa pun hanya mengusap jejak sisa air matanya yang sempat terjatuh.

"Annia, ini hanya mimpi. Annia gak mati kok," Sambung Rixal dengan tersenyum merekah. Annia membalas senyumnya.

"Annia rindu banget sama kak Rixal, Annia sayang sama kak Rixal."

"Annia, kembalilah ke alam kamu," ucap Rixal mengusap puncak kepala Annia penuh kasih sayang.

"Gak, Annia mau sama kak Raxel, Annia mau jaga kak Raxel disini, Annia gak mau pulang." tolak Annia cepat.
Rixal terkejut mendengar penuturan adik tersayangnya itu.

"Sayang, Annia gak boleh gitu, ada yang lebih penting yang harus dijaga di dunia kamu, kakak disini baik-baik aja kok."

Annia kembali meneteskan air matanya, menolak untuk kembali ke dunia.

"Gak mau! Kak Raxel sendiri disini, nanti kalau kakak kesepian siapa yang mau ajak kakak cerita?" ucap Annia dengan tersedu-sedu.

Raxel hanya mengembangkan senyumannya. "Kak Raxel gak papa, ada tuhan yang sayang sama kakak disini." ucapnya.

"Di dunia ada orang-orang yang harus kamu sayangi, kembalilah." sambung Rixal.

"Benarkah begitu?" tanya Annia.

"Iya, Annia. Kembalilah, jadi ibu dan istri yang baik untuk suami dan anak-anakmu."

"Nanti kalau kakak kesepian disini gimana?" tanya Annia dengan kembali memeluk Rixal erat.
Rixal mengusap punggung Annia.

D o u b l e A | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang