Happy reading dears💛
Jangan lupa bintangnya ya...
_______________________________________Azmi tersadar dari lamunannya. Kejadian tiga hari lalu itu masih membayangi benaknya, begitu jelas. Dari sanalah Azmi sadar Bahwa ini semua bukanlah mimpi.
Kini Azmi tengah duduk di dalam kamarnya dulu yang ia kunci dari dalam.
Tidak ada yang bisa membuka kamar itu hanya untuk membujuk Azmi makan, tiga hari berlalu, tiga hari pula Azmi tidak memberi asupan untuk dirinya sendiri.Fikirannya kacau, hidupnya hancur. Itulah yang Azmi rasakan sekarang.
Pecahan kaca meja tersebar dimana-mana."Ma... Ma... Ayah!!" teriak Azmi saat teringat dengan Orangtuanya.
"ARRRGGGHHH!!!" teriak Azmi frustasi, Azmi kembali menangis, dan sepertinya menangis adalah rutinitasnya sekarang.Entah apa yang merasuki fikiran Azmi, Kini Azmi membuka laci mejanya, mengambil Kabel yang biasanya ia gunakan untuk bekerja itu dan menggenggamnya erat.
"Ma.... Yah.... Azmi mau ikut kalian!" Isak Azmi Kalut.
"Tunggu Azmi Ma... Yah..."*****
Tians memakirkan mobilnya di rumah orangtua Azmi, Tians tau kalau Bos nya itu sedang berada disana.
Tians mengetuk pintu yang menjulang tinggi didepannya ini. Tanpa menunggu lama, Chika muncul dari balik pintu."Siapa?" tanya Chika dingin, sama seperti adiknya.
"Maaf kak,Azmi ada?" Tians balik bertanya. Chika menyorot Tians dari atas hingga bawah, sebelah alisnya naik.
"Lo... Tians?" Tebak Chika. Tians yang terkejut pun langsung menganggukkan kepalanya.
"Ya ampun... Udah Gede aja nih kembaran curut!" cibir Chika kepada Tians.
"Tolong gue, Azmi sudah tiga hari Nggak keluar dari kamarnya, dia nggak mau diganggu," lirih Chika mengadu pada Tians."Gue akan bantu, Dimana kamarnya?" tanya Tians yang sudah menginjakkan kakinya didalam rumah Tuan Hidranata.
"Disana,"
Tians mengetuk pelan Pintu kamar Azmi, menunggu jawaban dari dalam sana. Namun Nihil.
"Azmi... Keluar," ucap Tians masih dengan mengetuk pintu kamar itu."Mi... " panggil Tians sekali lagi, namun tidak ada jawaban dari dalam sana. Tians mengintip dari lubang kunci. Tidak banyak yang bisa ia lihat, hanya beberapa Serpihan kaca yang Tians lihat.
Tians sangat mengkhawatirkan keadaan Bos sekaligus Sahabatnya itu. Tanpa meminta persetujuan dari Chika, Tians mendobrak pintu kamar itu.
DOK.. DOK... DOK...
"MI... KELUAR!!!" teriak Tians dari luar masih dengan mendobrak pintu kamar Azmi.
DOK... DOK... DOK...
BRAKKKK....
Pintu kamar Azmi berhasil di dobrak. Chika dengan cepat masuk kedalam kamar itu. Dan bertapa terkejutnya mereka...
"Azmii!!!" pekik Chika Histeris menutup mulutnya.
Azmi Tengah berdiri diatas kursi yang sudah ia susun, tangannya menggenggam Kabel yang sudah dililitkan di lehernya, kabel itu ia ikat diatas langit-langit kamarnya.
"Turun dek... " isak Chika yang ketakutan.
"Gak!!! Azmi gak bakal turun!!!" balas Azmi dengan menggelengkan kepalanya,air mata kembali membasahi wajah pucatnya.
"Mi.. Apa yang lo lakukan!!" bentak Tians emosi melihat hal bodoh yang hendak dilakukan oleh sahabatnya itu.
"Azmi... Turun dek.. Apa yang mau lo lakuin?? Jangan bertindak bodoh!" sambung Chika.
"Azmi... Mau ikut Ayah dan Mama," lirih Azmi, tangannya masih menggenggam erat kabel yang sudah bersarung di lehernya.
"Azmi... Jangan bertindak bodoh!!!" bentak Chika keras, kesabadannya habis, Chika mengusap air matanya.
Azmi sudah siap akan melompat dari atas kursi, dengan senyum terukir dibibir pucatnya. "Selamat tinggal!" ucapnya.
Namun dengan cepat Tians menarik kaki Azmi hingga keduanya terjungkal kebawah. Kepala Tians sempat mengenai pinggiran kasur, namun demi sahabatnya, Ia tidak merasa keberatan.
Alhasil, Bunuh diri itupun Gagal.Azmi merasa Percobaan bunuh dirinya gagal, Amarahnya memuncak. Azmi memukuli Tians tanpa ampun. Hingga...
Plakkk...
Sebuah tamparan mendarat di wajah Azmi. Seketika ia berhenti memukuli Tians.
"Sadar Azmi!!! Jangan melakukan hal bodoh!!! Ingat Annia!!! Ingat anak kalian!!!"
Ucapan itu menusuk hati Azmi, lebih sakit dibandingkan tamparan Chika itu.
Azmi terduduk lemas, tatapannya kosong untuk beberapa saat, lalu menangis terisak."Apa yang mau lo lakukan? Bunuh diri hah??"
"Apakah dengan bunuh diri semua bebanmu akan hilang?? LO BODOH AZMI!!!" bentak Chika menyadarkan Azmi.
"Ingat!!! Masih ada orang yang harus lo sayangi di dunia ini!!!" sambung Chika,lalu memeluk tubuh adiknya yang tengah bergetar hebat. Azmi menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Chika.
Tians yang melihat kejadian itupun ikut meneteskan air mata haru. Akhirnya sahabatnya itu gagal melakukan hal bodoh yang dilaknat oleh Tuhan."Ingat... Annia dan Anak lo butuh seseorang untuk tempat mereka mengadu! Mama dan Ayah akan bahagia apabila melihat anaknya bahagia, bukan dengan cara yang seperti ini!" jelas Chika panjang lebar,tangis Azmi seketika berhenti ketika mendengar Chika mengucapkan kata "Annia dan anak lo,"
"Ka...k, Azmi mau kerumah sakit... Annia kak... Annia,"
"Lo mandi dulu sana, makan, baru kerumah sakit, bisa bisa orang serumah sakit mati nyium bau badan lo," suruh Chika.
"Tapi kak... "
"MANDI!!!" ucap Chika dan Tians bersamaan.
Azmi mengusap air matanya dan beranjak untuk membersihkan diri."Gue pulang dulu,kak" ucap Tians mengundurkan diri. Chika menyerngitkan dahinya.
"Kenapa?"
"Gue kesini cuma mau lihat keadaan bos gue, lagian dia udah sadar juga kok." jawab Tians santai.
"Oke, hati hati ya.. "
"Iya kak,"
"Thanks Bro... " Sambung Chika lagi yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Tians.
_______________________________________
TbcGimana??
Maaf ya typo bertebaran, heheTerus tunggu notif dari ku dears:)
Dan jangan lupa baca juga cerita aku
- RICH https://my.w.tt/R2rezAwcOW
- ElMax (bisa lihat di Akun)Thanks semua 😚😚
![](https://img.wattpad.com/cover/183673166-288-k593530.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
D o u b l e A | TERBIT
RomansaWAJIB FOLLOW TERLEBIH DAHULU!!! U17+⚠ ~Annia Ganisha Robert~ Kisah cinta yang tak ada ujungnya. Gadis berusia sembilan belas tahun ini yang dijodohkan kepada lelaki kaku, datar dan dingin. Namun siapa yang menyangka bahwa lelaki yang dijodohkan ke...