Double A | BAB 41.

8.2K 187 8
                                    

Annia tengah memandang punggung suaminya yang tengah memasak, tak bisa di pungkiri bahwa Azmi sangat pandai Memasak.
Sesekali Azmi menoleh kebelakang untuk melihat Annia yang sekarang tengah sibuk merekam kegiatannya.

"jangan di videoin" ucap Azmi sembari sesekali menoleh kebelakang, Annia tidak menghiraukannya, ia masih saja tetap merekam kegiatan Azmi itu dengan sesekali meledeknya.

Setelah Azmi selesai memasak, Annia dan Azmi pun makan, lalu mereka pergi duduk di taman depan rumahnya, bermain ayunan sembari sesekali tertawa.

Orang yang melewati rumahnya itu tersenyum melihat pasangan suami istri ini, mereka melihat Annia sangat bahagia, seperti tidak pernah terdapat masalah di dalam rumah tangga Azmi.
Padahal, bisa dikatakan hampir sering tersakiti.

"kak,"

"KAK AZMI!" panggil Annia sembari mencolek pipi suaminya yang sedari tadi sibuk memandangi wajahnya.

"hm" jawabnya datar,seperti biasanya.

"main petak umpet yuk!" ajak Annia, Azmi pun membulatkan matanya sempurna.

"Gak mau" jawab Azmi sembari menggelengkan kepalanya ke kiri dan kekanan.
Seketika senyum di wajah Annia meluntur,

"Kenapa? Kakak gak mau main sama Annia?"

"Bukan begitu"

"terus?"

"Karena, mencari Wanita sepertimu itu sangat sulit"

Deg

Jantung Annia bekerja tak normal. Azmi selalu bisa membuat jantungnya serasa sedang berlari maraton. Wajah annia serasa memanas,

"Wajah kamu kenapa?" tanya Azmi memandang wajah Annia yang memerah.

Annia membulatkan matanya, meraba wajahnya dengan gugup

"ada apa kak?"

"Wajahmu memerah saat aku goda," jawab azmi terkekeh sembari sesekali mengayun ayunan itu. Annia semakin dibuatnya blushing.

"teruslah blushing, karena itu menambah kesan cantikmu" ucap Azmi tenang, Namun jantung Annia yang dibuatnya berdetak cepat.

"Kak"

"iya?"

"Annia pingin makan Mangga muda" pinta Annia sembari menghelus perutnya.

"Dimana carinya?" tanya Azmi, entah ditujukan pada siapa pertanyaan itu.

Sejenak mereka berdua berfikir, lalu Annia membulatkan matanya,

"di rumah Bu Ina ada,kemarin sewaktu Annia nganter makanan untuk mereka, Annia liat ada pohon mangga" jawab Annia dengan semangat.

"Benarkah?"

"iyaa"

"yaudah" jawab azmi datar. Annia mengerutkan keningnya, berusaha mencerna ucapan suaminya ini.

"yaudah apa?"

"yaudah, kita kesana" ucap Azmi sembari turun dari ayunannya, berniat melangkah kerumah tetangga sebelah untuk membeli mangga milik Bu Ina itu.

****

"Sedikit lagi kak,kiri kiri... Kanaan" teriak Annia dari bawah,mengintruksi suaminya yang sedang berada di atas pohon mangga.
Azmi menghela nafas, Pohon mangga yang ia panjat ini sangatlah tinggi, belum lagi Semut semut nakal terus menggigit.jika bukan karena permintaan istrinya, ia takkan sudi untuk memanjat pohon mangga ini.

"Terus kak,.. Kiri dikit, terus kekanan dikit" intruksi Annia.

"sabar sayang, dikit lagi" pekik Azmi sedikit kesal dari atas pohon.

"SEMANGAT!!"

"SEMANGAT KAK AZMI, SEMANGAT, SEMANGAT, HU-HA!" pekik Annia dari bawah berusaha menyemangati suaminya. Azmi menggelengkan kepalanya melihat kelakuan istrinya itu.

Tangan Azmi terus berusaha mengambil mangga yang sudah dekat dengan jarinya, namun tiba tiba datang angin yang menggoyangkan mangga itu, Azmi menggeram kesal.
Saat jari telunjuknya mulai menyentuh mangga itu, sebuah penjuluk telah terlebih dahulu menjatuhkan mangga itu.

Azmi terkejut bukan main, ia melihat kebawah, mendapati bu Ina yang tengah memegang penjuluk itu, menyengir tanpa dosa.
Ingin sekali rasanya Azmi menjambak atau setidaknya mencakar bu Ina.
Susah payah ia menjangkau buah mangga yang hanya ada satu satunya di pohon itu, namun dengan mudah bu Ina menjatuhkannya.

"Bu.. Bu Ina kenapa gak bilang kalau ada penjuluk?"

"kan kasihan kak Azmi udah manjat capek capek"

"leher Annia juga udah pegel mendongak ke atas terus"
Ucap Annia berbondong, dengan sesekali memanyunkan bibirnya.

"Annia gak nanya kan sama ibu?" jawab bu Ina santai, sukses membuat Annia kesal setengah mati.

"huh, kalau bukan karena Annia minta mangga bu Ina, udah Annia cakar Cakar bu Ina ini, NYEBELIIIN" batin Annia dalam hati.

Azmi turun dari pohon mangga dengan susah payah. Sesampainya di bawah Azmi mengibas ngibaskan tangannya ke seluruh tubuhnya, terasa perih dan memerah akibat gigitan semut semut nakal itu.

"makasih Bu ina," ucap Annia lalu tersenyum dan mengikuti langkah kaki Azmi yang sudah mendahuluinya.

"sama sama nak Annia"

"perih kak?" tanya Annia yang membaurkan balsam ketangan Azmi yang dipenuhi bentolan merah.
Azmi menggelengkan kepalanya, lalu mengambil mangga yang diletakkan di atas meja.

"aku kupas, sesudah itu kamu makan ya" Ucap Azmi memegang mangga itu. Annia menggelengkan kepalanya.

"kenapa?" tanya Azmi dengan sedikit memicingka matanya.

"udah gak selera" jawab Annia santai.

Azmi membulatkan matanya. Setelah perjuangannya memanjat pohon mangga yang tinggi, belum lagi semut semut nakal yang mengigitnya, dahan yang sewaktu waktu bisa patah, dan sekarang dengan mudahnya Annia mengatakan Tidak mau karena Tidak selera? WHAT THE???

Ingin rasanya azmi teriak memaki istrinya, namun semua rasa jengkelnya sirna karena melihat Annia yang menguap karena mengantuk. Annia menguap tanpa menutup mulutnya, membuat Azmi tersenyum. Betapa cantiknya Annia.

"sini" ucap Azmi menepuk pahanya, mengisyaratkan Annia untuk berbaring dipahanya, Annia pun mengikuti perintah Azmi.

"lelah?" tanya Azmi mengusap kepala istrinya,
Annia pun menganggukkan kepalanya.

"tidurlah" sambung Azmi,

Tidak menunggu lama, Annia pun memejamkan mata, tidur di atas pangkuan suaminya. Jarang jarang azmi berbuat seperti itu.

"maafkan aku yang belum bisa menjadi seperti suami pada umumnya, aku terlalu canggung untuk berbuat romantis. Diriku ini sangat dingin Annia, lalu kau datang dengan semua sikap manjamu, sikap bawelmu. Semua sikapmu menciptakan rasa hangat yang mampu merubah sedikit jalan hidupku, terima kasih Annia, aku sangat mencintaimu. Hidup dan Mati"

______________________________
Tbc

Jangan lupa vote++++++


D o u b l e A | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang