Annia tengah berbaring di kamarnya, menunggu Azmi selesai membersihkan dirinya yang sudah seperti mayat berjalan.
Annia menghelus kasur itu, rasa rindunya kembali muncul.
Ia merasa bersalah, Selama seminggu membiarkan suaminya sendirian, namun apakah dia salah? Azmi tersakiti, Annia lebih tersakiti!Bagaimana tidak?
Dengan semua yang pernah dilakukan oleh suaminya itu,
Tidur dengan sekertarisnya, mencium Roza, membentak Annia, tidak pulang dan tak mau memakan masakan Annia, Annia bagaikan tak di anggap sebagai istri olehnya.Annia menghela nafasnya gusar. Tangannya berpindah ke perutnya.
Menghelusnya beberapa kali, ia mencoba menetralisir semua fikiran yang membebaninya, ia sudah di nasihati oleh dokter kandungan pribadinya yang sekaligus teman Suaminya itu agar tidak terlalu banyak fikiran dan tidak melakukan pekerjaan yang berat.Selama seminggu ia bersama Alvin, seminggu itu pula ia diperlakukan bagai tuan puteri. Alvin tidak membiarkannya terluka sedikitpun.
Flasback on
"Isha, sedang apa kau?" tanya Alvin yang melihat Annia di dapur dengan semua alat alat memasak yang telah siap di gunakan.
"Isha mau masak" Annia tersenyum lebar ke arah Alvin. Ia sangat rindu dengan penggorengan, walaupun ia masih baru sedikit mengenal resep makanan, setidaknya ia mau belajar.
"Gak usah ya.. Isha duduk aja, Isha itu hamil, nanti kelelahan." oceh Alvin yang menarik tangan Annia untuk duduk di kursi meja makan, Annia hanya mengikuti perintah sahabat kecilnya itu dengan bibir cemberut.
Alvin mengotak atik ponselnya, tak lama kemudian makanan sampai kerumahnya. Rupanya ia memesan Makanan diluar.Annia cemberut melihat makanan yang diberikan padanya. Itu adalah Salad sayur dan buah. Air liur Annia sudah mengumpul ingin di muntahkan, ia sangat membenci sayuran.
"Isha sarapan ini ya,yuk makan!" ajak Alvin menyuapkan salad miliknya masuk ke mulutnya.
"Isha gak mau," ucap Annia mendorong kotak yang berisi salad itu. Alvin menyerngitkan dahinya.
"Kenapa? Sayuran itu banyak manfaatnya, apalagi untuk ibu hamil." Jelas Alvin.
"Isha gak mau," kekeh Annia.
Sejenak Alvin menghela nafas, lalu tersenyum ke Wanita Hamil di hadapannya."Ya sudah, Isha mau makan apa? Akan ku belikan."
Mata Annia berbinar, tiba tiba mood nya tertarik."Beneran mau belikan?"
"iya."
"Beneran Alvin mau belikan apa yang isha mau?" tanya Annia memastikan apa yang ia dengar.
"Iya, Annia Ganisha Robert."
"Yeayy... Isha mau ice cream sepuluh!" jawab Annia mantap dengan mengangkat sepuluh jarinya.
Alvin ternganga sebentar,"Ice cream sepuluh?"
"He'em" angguk Annia mantap.
"Tapi masih pagi Isha, nanti sakit perut." ucap Alvin lembut. Annia memajukan bibirnya,
"Tapi isha maunya itu, isha gak mau yang lain, Isha mau ice cream"
Alvin hanya dapat mangut mangut, lalu menarik kotak salad Annia.
Ia memindahkan semua sayur yang ada di Salad itu, hingga menyisakan buahnya saja."Isha mau ice cream?"
"Mau, mau,mau!" angguk Annia bagai anak kecil yang akan mendapatkan permen.
"Kalau begitu Sekarang Isha makan buah ini dulu, nanti Aku belikan ice cream nya"
"Benarkah?" tanya Annia dengan senyum mengembang di kedua sudut bibirnya. Alvin mengangguk mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
D o u b l e A | TERBIT
RomanceWAJIB FOLLOW TERLEBIH DAHULU!!! U17+⚠ ~Annia Ganisha Robert~ Kisah cinta yang tak ada ujungnya. Gadis berusia sembilan belas tahun ini yang dijodohkan kepada lelaki kaku, datar dan dingin. Namun siapa yang menyangka bahwa lelaki yang dijodohkan ke...