Double A | BAB 38.

7.9K 167 16
                                    

Happy reading para pembaca yang berbudi^^
_______________________________

Azmi terduduk lemas di depan mobil dan Menangis sejadi jadinya. Azmi tak peduli apa kata orang yang melihat keberadaan nya yang dalam keadaan hancur.
Sudah seminggu annia tidak pulang ke rumah. Azmi merasa sangat hancur,semua pengawal sudah dikerahkan untuk mencari annia. Namun semua itu hanya sia sia. Persembunyian mereka sangat kuat.

"maafkan aku annia"

"Kelakuanku sudah keterlaluan"

"kau bodoh azmi, Bodoh! Apa yang kamu lakukan! Kamu lelaki bodoh!!" racau azmi semakin kacau. Ia mengantukkan kepalanya di mobil.
Ia tak peduli dengan darah yang mulai keluar dari sisi kepalanya.

Air matanya terus turun dari pelupuk matanya. Sejenak ia berhenti terisak.

"Roza... Pasti semua ini bersangkutan dengan roza" ucap azmi berargumen.
Azmi menghapus air matanya, dan memacu mobil ke apartemen roza.

*****

"dengan bukti apa lo menuduh gue?"

"Dimana Annia!" bentak azmi sekali lagi.
Roza melipat tangan di dada, tertawa sebentar.

"sebegitu yakinnya lo dengan gue?"

Azmi mengacak rambutnya kasar. Ia sangat depresi, memikirkan istrinya yang entah kemana dengan keadaan mengandung.

"gue mohon roza.. Gue mohon, kasi tau gue dimana annia. Gue mohon dengan lo" azmi kembali terisak, air matanya turun begitu saja, awalnya roza merasa iba melihat orang yang ia cintai sebegitu sakit mencari istrinya. Namun sedetik kemudian roza berusaha acuh.

"gue emang salah.. Gue bodoh! Lelaki bodoh!" upatnya pada dirinya sendiri, kekacauan melanda hatinya.
Roza masih tidak membuka suara.

"gue tau dimana dia"

Ucapan itu berhasil membuat azmi mendongakkan kepalanya,

"di... Dimana annia, kasi tau gue, dimana dia!"

"cih... Tidak semudah itu azmi!" bentak roza sembari menatap azmi yang masih duduk tersandar di dinding apartemennya.

"Gue mohon, kasi tau gue dimana annia, gue mohoon" lirih azmi.

"apa perlu gue sujud di depan lo biar lo mau ngasi tau gue dimana annia?"

"gue akan lakukan apapun untuk annia!" azmi kembali meneteskan air mata.

Roza terkejut dengan ucapan Azmi.
Sebegitu cintanya kau padanya azmi?
Apakah kau tak sadar bahwa aku lebih mencintaimu?

"gue akan kasi tau dimana dia, tapi ada satu syarat!"

Azmi berdiri dari duduknya, melangkah mendekati roza.

"apa? Apa syaratnya? Lo minta apa? Gue akan kasih ke lo" racau Azmi.

Roza memutar badannya untuk menghadap azmi, ia seperti tidak mendapatkan sosok azmi dalam tubuh itu, yang ada di hadapannya sekarang hanyalah seorang lelaki dengan pakaian kusut, dan tak beraturan.

"cepat katakan roza, aku mohon!"

"cium gue!"

Mata azmi terbuka sempurna, ia terkejut bukan main dengan permintaan roza, ia mundur selangkah dari tempatnya dan terdiam mematung.

"setelah lo nyium gue, gue akan tunjukin dimana annia!"

"be.. Benarkah?" wajah azmi mendadak berseri. Roza menganggukkan kepalanya.

"gue akan hitung sampai lima" ucap roza. Azmi masih bingung, apakah ia harus mencium roza agar dapat menemukan istrinya?
Sudah tujuh hari ia tudak menemukan annia, bukan dirinya saja. Bahkan semua orang tidak menemukan keberadaanya.
Tapi, akankah roza menepati janjinya? Setelah azmi menciumnya ia akan memberitahu dimana annia? Benarkah?

"satu.. "

"dua.."

Azmi masih diam ditempat nya, menatap roza kosong.

"tiga.. "

"empat... "

"li... "

Azmi menarik tangan roza, mengecup bibir roza secepat yang ia bisa, namun tengkuknya ditahan oleh roza, seolah olah mereka tengah berciuman mesra.

Brakk....

Seorang wanita muncul dari pintu masuk apartemen roza, itu adalah ANNIA.

Azmi dan roza yang terkejut itu melepaskan ciumannya dan menoleh ke arah Annia.

Tenggorokan annia tercekat, bagai ada batu besar di dalamnya. Terasa perih menjalar ke dadanya. Mata annia mulai berkaca kaca, dan mematung di tempatnya.
Ya, annia melihat azmi dan roza tengah berciuman,padahal kehadirannya disana untuk menemui azmi dan meminta maaf atas kepergiannya selama seminggu kemarin. Namun nampaknya semua itu sia sia.

"Annia!"
Azmi berlari menghampiri annia yang masih mematung di depan pintu.

"sayang,.. Aku bisa jel... "

Plaakkk

Sebuah tamparan mendarat di wajah azmi dengan mulus. Annia tak habis fikir dengan apa yang baru ia lihat, ia berharap bahwa semua ini adalah mimpi, namun dengan ia menampar azmi pun menyadarkannya bahwa ini adalah kenyataan.

Wajah azmi memerah,
"sayang.. Maaf kan aku, aku bisa jelaskan semuanya" mohon azmi dengan sungguh sungguh.

Annia berusaha untuk tidak menangis, meredam semua emosinya.
Ia berjalan keluar dari apartemen tanpa menghiraukan siapapun yang memanggilnya.

"annia... "
Azmi ditahan oleh alvin. Menghadangnya di pintu masuk apartemen roza, ternyata annia tidak sendiri.

"alvi.. n"

Plakkkk

Tamparan kedua berhasil mendarat di pipi azmi. Terlalu banyak luka di wajahnya,namun tak sebanding dengan luka di dalam hatinya itu.

"Aku tak habis fikir padamu!" ucap alvin sembari memandang azmi sinis.
"apa kalian berdua merencanakan ini semua? KALIAN MERENCANAKAN SEMUANYA!!" azmi tertawa seperti orang gila.

"ya, kami telah merencanakan semuanya, mari sini. Akan ku ceritakan apa yang telah kami rencanakan" ucap alvin santai.

"tidak perlu! Cuih! " azmi meludah ke arah alvin lalu pergi meninggalkan mereka untuk menemui annia yang menuju keluar apartemen.

Di luar apatremen ia mencari sosok annia, dan BERHASIL!
Azmi menemukan annia yang akan memberhentikan taxi. Azmi berlari ke arah annia,menyuruh taxi yang sudah menghampiri annia itu pergi.

"sayang... " panggil azmi menatap annia,

"ini semua kesalahpahaman,aku bisa jelas...."

"cukup, aku mengerti" ucap annia dingin, tatapannya berisi kehampaan.

"semua hanya kesalah pahaman annia, tolong dengarkan aku" pinta azmi sembari menggenggam lengan annia, namun dengan cepat di hempas oleh annia.

"dengarkan apa? Dengarkan curahan hatimu tentang bagaimana rasanya berciuman dengan roza tadi?"
Cibir annia masih dengan dingin, sangat dingin.

"aku terjebak annia.. Aku mohon, dengarkan aku!" ucap azmi kalut.

Annia sudah tak sanggup berdiri disana, dengan seribu luka yang seakan akan menyerangnya,menusuk,menghempaskan dirinya dari belakang. Ia hanya dapat mematung. Bahkan azmi menariknya masuk ke dalam mobil pun ia hanya mengikuti seperti sapi yang dicucuk hidungnya.

___________________________
Tbc..

Gimana? Greget gak??
Maaf ya banyak typo^^

Butuh suport dari kalian semua...
Daadaaa...

Salam manis

PutriKaloka.

D o u b l e A | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang