Jujur,Annia merindukan rumah yang ada di hadapannya sekarang. Namun rasa luka di hatinya ini mampu membuat rasa rindu itu menjadi rasa benci.
Annia masuk ke rumah yang telah ia tinggalkan selama seminggu itu.
Ia melihat rumah itu sudah seperti kapal pecah.
Sofa yang dulunya sangat empuk dan nyaman terbalik, meja terjungkil, tv yang masih menyala dan nyaris akan meledak, sampah dimana mana, botol air mineral berserakan.Berkali kali annia menghela nafas, ia mencoba setegar mungkin.
Azmi masih mengikuti annia dari belakang. Satu sisi ia bahagia telah menemukan annia.
Disisi lain ia merasa akan terjadi badai besar di rumah tangganya, karena sedari tadi annia tidak mengucapkan sepatah katapun. Azmi tau wanita itu kecewa, jika ada kata selain dari kecewa, yang menyiratkan bagaimana keadaan hancurnya hati seorang istri melihat suaminya berciuman dengan orang lain, mungkin kata itu yang akan di ucapkan,yang akan di utarakan oleh seorang annia.Annia terlihat lebih tegar dari yang dulu. Azmi merasa annia begitu dingin, menatalnya dengan tatapan kebencian.
Annia menghidupkan shower dan berdiri dibawahnya tanpa melepas sehelai benangpun apa yang ia pakai. Ia membiarkan kesedihannya hanyut bersama dengan air yang mengalir membasahi tubuh mungilnya itu.
Ya, annia terlihat kurus setelah seminggu menghilang.
Tubuh annia bergetar, menangis dalam diam.
Sekuat kuat nya seseorang,pasti ia membutuhkan ruang untuk menangis, melampiaskan kemarahannya, melampiaskan kesedihannya.Dan disinilah annia, melampiaskan semua kemarahannya, kesedihannya, dibawah shower yang membasahi tubuhnya.
Annia menangis dalam diam, tubuhnya terasa seperti di tusuk oleh beribu ribu sembilu. Sedetik ia merasa bahagia berada di sebelah azmi, namun disisi lain ia merasa bahwa perjodohan ini adalh malapetaka untuknya, walaupun dulu ia sangat mengharapkan bahwa azmi menikah dengannya di masa kecil.
Tubuh annia menegang saat sebuah tangan kekar terlilit si perut buncitnya. Tangisnya semakin pecah.
Azmi dapat merasakan tubuh annia bergetar, ia mencium rambut annia yang basah,"Maafkan aku, aku salah.. Sangat salah" ucap azmi mengeratkan pelukannya dari belakang.
"Aku salah annia, aku bisa jelaskan semuanya" ucap azmi ikut terisak
Annia memutar tubuhnya untuk melihat wajah azmi.
"jelaskan" ucap annia dingin.
"aku minta maaf atas perlakuanku malam itu, aku sangat meminta maaf annia"
"maaf telah membentakmu sewaktu di rumah sakit, maaf sudah membuatmu memasak banyak untukku namun aku tidak pulang, maaf telah membuatmu tidur di depan gerbang, maaf aku telah membuatmu terluka.. Maaf..."
Azmi tercekat,tenggorokannya sangat sulit untuk berkata kata. Ia sangat menyesali perbuatannya selama ini kepada annia."maaf untuk kesalah pahaman yang dibuat roza yang menyuruh sekertarisku tidur di samping ku waktu itu,"
"maaf bahwa tadi aku tidak dapat berfikir bahwa alvin dan roza menjebakku agar aku mencium roza supaya dapat menemukanmu,"
Annia masih diam dengan air yang terus membasahi tubuhnya. Ia tak dapat berkata kata..
"ak.. Aku tahu kau tersakiti annia, aku tahu.. Namun aku juga tersakiti,. Aku tersakiti saat kau pergi meninggalkanku, aku sangat tersiksa..aku menyadari kesalahanku" lirih azmi masih terisak, dan mungkin sekarang semakin menjadi.
"bagaimana caraku untuk menebus kesalahanku padamu? Aku rela jika harus seperti ini.. " azmi merubuhkan tubuhnya dan bersujud di hadapan annia.
Annia mematung, sekali lagi ia merasa ada batu yang beratnyaber ton ton menghantam dadanya, sesak, sakit, marah, benci menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
D o u b l e A | TERBIT
RomanceWAJIB FOLLOW TERLEBIH DAHULU!!! U17+⚠ ~Annia Ganisha Robert~ Kisah cinta yang tak ada ujungnya. Gadis berusia sembilan belas tahun ini yang dijodohkan kepada lelaki kaku, datar dan dingin. Namun siapa yang menyangka bahwa lelaki yang dijodohkan ke...