Double A | BAB 42.

7.8K 153 15
                                    

Annia kini sedang berada di ruangan yang terasa sangat gelap dan lembab, Annia tidak bisa bernafas akibat Gelapnya ruangan itu. Ia mencoba mencari sudut pencahayaan,namun nihil.

"To... Tolong...." lirih Annia

"Siapa saja tolong Annia!!"

"Kak Azmiiii!!" panggilnya, namun tidak ada jawaban dari siapapun. Annia terus berteriak mencari pertolongan agar Ia dapat melihat Cahaya.

"Toloong!! Kak Azmi... Mama... Tolong Annia" pekiknya lagi, kini nafasnya sudah mulai menipis, ia kesulitan mencari udara untuk di hirup.

Dan pada saat tubuh Annia mulai melemah, samar samar matanya menangkap dua bayangan manusia berdiri di depannya.sekuat tenaga Ia berusaha membuka matanya.

"Hai, nona manis.. Apa kabar?" tanya salah satu orang yang ia lihat,

"Tol... ong hidup.. Kan Lampu.....nya"

"Annia Mo... Hon" lirih Annia memohon. Nampaknya mereka mengabulkan permohonan Annia kali ini, seketika cahaya lampu merasuki retina matanya, membuat hatinya sedikit melega, Annia bernafas dalam.
Annia mendapatkan dua orang yang tengah duduk di kursi yang tak jauh dari tempanya duduk, Annia memicingkan matanya untuk mengenali orang tersebut, tetapi sia sia, Mereka memakai Topeng!

"Si... Siapa kalian?" tanya Annia sedikit takut.

Namun bukan jawaban yang keluar dari mulut Mereka, melainkan suara tawa yang menggelegar di ruangan itu seakan akan Annia adalah bahan bualan mereka.

"Kau mengenal kami Annia"

Annia tercekat, yang membalas ucapannya barusan adalah seorang Wanita! Suara itu seperti agak familiar di telinganya.

"Si.. iapa kalian!"

"Sebegitu penasarannya kau kepada kami, hah!"
bentak lelaki yang sibuk dengan sebuah pisau yang menari di atas tangannya itu.
Annia meneguk ludahnya, Ia was was apabila lelaki itu akan menanamkan pisau itu di dirinya, entah dikepala, di dada, atau diperutnya.

"Kami adalah orang yang sering tersakiti, Tersakiti karenamu!" sambung lelaki itu masih dengan memainkan pisaunya.

Annia berusaha mengenali suara itu, karena menurutnya suara itu sangat ia kenali.

Wanita yang sedari duduk mendengarkan pembicaraan itu akhirnya berdiri,bertepuk tangan.

"Well, well, well. Apa kau tahu siapa kami?"

"Si... Siap...a kalian!!"

"Lepaskan Annia!!"

"Lepaskaaaan!!!!" pekik annia, Namun tidak membuat wanita itu berhenti mentertawakannya.

Wanita itu perlahan membuka topeng yang menutupi wajahnya, Dan bertapa terkejutnya annia melihat siapa yang dilihatnya, itu adalah TANTE SINTA!

Mata annia msngerjap bebepa kali, berharap itu bukan mama mertuanya, Namun tidak berhasil. Wanita itu tetap saja tidak berubah.

Tante sinta melangkahkan kakinya menghampiri annia yang masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Mam... Mama sinta?"

Tante sinta menyeringai kearah annia sembari menjambak rambut panjang annia tanpa belas kasihan.

"Jangan panggil aku dengan sebutan MAMA!!!"

"Aku tak sudi kau panggil mama, hahahaha" tawa tante sinta menggelegar dan memancing untuk lelaki yang masih duduk dengan pisau di tangannya itu berbicara.

"Kau tahu siapa aku Annia?"
Tanya lelaki itu dengan tenang, menaikkan kakinya untuk bertumpu pada kaki yang satunya lagi.

Dengan perlahan ia membuka topengnya, menampakkan wajahnya. Itu adalah TUAN HIDRANATA!

D o u b l e A | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang