Double A | BAB 25.

11.6K 281 6
                                    

Terkhusus untuk para Pembaca setia
DOUBLE A
Cusss
___________________________

Mereka telah sampai dirumah. Annia yang masih memikirkan ucapan roza tadi hanya melamun selama di mobil,dan kini ia membaringkan tubuhnya pelan di atas kasur.

"Nia" ucap azmi menyentuh bahu annia yang membelakanginya.

Annia yang masih melamun itu pun mengerjapkan matanya. Terasa perih hatinya ketika mengingat ucapan roza yang menyebutnya jalang kecil itu. Serendah itukah dirinya?
Sungguh annia yang malang.
Sudah dijodohkan dengan beruang kutub, dinginnya ngalahin es yang dijual mpok ijah waktu di SMA dulu, dan sekarang dia dibilang merebut kepunyaan orang?

Mata annia berkaca kaca. Pelupuk matanya sudah penuh dengan air mata.

"annia" ucap azmi dengan lembut.

Annia menangis sejadi jadinya,namun tak bersuara. Ia menangis, menangis batin.
Azmi yang merasa bahu gadis kecilnya bergetar pun dengan sigap ia memeluk annia dari belakang.
Annia merasakan pelukan itu, langsung membalikkan badannya untuk menghadap dada bidang azmi. Ia bersandar di dada azmi.

"ssttt.. Apa yang kau tangisi wahai bidadari kecil? Hm?" ucap azmi sembari mengusap air mata annia.
Namun annia masih saja menangis.

"apakah an..nia serendah itu kak? Ap...akah annia ini sama dengan seorang jalang di lua..r sana?seburuk ituk..ah annia kak?" lirih annia dengan bibir bergetar.

"hei? Bukankah sudah kubilang, kalau itu hanyalah nyinyiran seorang jalang yang tak tahu diri" ucap azmi sembari mengusap puncak kepala annia dengan kasih sayang.

"tap.... Tapi.. "

"annia, kau itu adalah malaikat yang di utus untuk mencairkan kedinginan dihati ku"

"kehangatanmu dapat mencairkan sikap dinginku annia"

Annia bungkam. Ia menangis sejadi jadinya karena ucapan azmi yang dapat membuatnya menegang.

"terimakasih telah bersedia menjadi istri orang sedingin aku annia" ucap azmi sembari mencium puncak kepala annia dan mengusap air mata yang telah dengab beraninya hinggap dipipi chuby annia itu.

Annia tersenyum..

"annia mencintai kakak" ucap annia tersenyum.

"aku juga mencintaimu annia Ganisha robert" ucap azmi mengeratkan pelukannya.

Annia membalas pelukan azmi. Malam ini ia menemukan titik terhangat diri azmi, ya.. Walaupun masih agak sedikit kaku.
Annia teringat kepada sesuatu dan langsung berjalan kearah laci.

"Apa yang kau lakukan annia?" ucap azmi.

"ini" ucap annia menyerahkan kotak persegi panjang yang berukuran kecil itu kepada azmi. Azmi menyerngitkan keningnya.

"apa ini?" ucap azmi sembari bergerak hendak membuka bingkisan kecil itu.

"eits... Jangan dibuka dulu tuan es. Kakak boleh membukanya pada saat umur kakak genap 25 tahun"ucap annia tersenyum manis.

"yah... Seminggu lagi dong" ucap azmi.

"iya lah.. Gak mungkin seratus tahun lagi, kakak kan bukan kembarannya edward si manusia vampir itu" ucap annia mengibas ngibaskan tangannya di depan wajah azmi.

"kakak mau kan janji untuk membuka nya pada saat itu?" ucap annia menyodorkan jari kelingkingnya.

Azmi terdiam sebentar..

"gak" ucap nya dingin.

Annia melunturkan senyumnya.
"ck.... Demi si patrick yang gak akan pinter pinter!! Baru aja romantis, udah kumat aja penyakitnya" ucap annia sembari menghentakkan kakinya.
Azmi yang melihat tingkah gadis kecilnya itupun mengukir senyum di pinggir bibirnya. Manis,sangat manis.
"gak nolak untuk janji" ucap azmi sembari menarik tangan annia dan menautkan jari kelingking mereka.

D o u b l e A | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang