«LIMA»

8.6K 472 27
                                    

Treng..

Bel tanda masuk sekolah berbunyi tepat pukul 07.00 WIB. Bu Lisya langsung saja memasuki kelas 12 MIPA 3.

"Selamat pagi semua," Bu Lisya berjalan menuju tempat duduknya.

"Selamat pagi bu." jawab semua murid 12 MIPA 3.

"Siapkan alat tulis kalian. Dan simpan semua tas ke depan!" perintah Bu Lisya. Ada apakah ini? Kenapa tiba-tiba menyuruh menyimpas tas ke depan kelas.

Semuanya menuruti saja ucapan Bu Lisya karena takut kena hukum dan menyimpan tas nya kedepan dengan heran.

"Ris. Tolong simpenin tas gue, gue males ke depan," Arga menyuruh Daris menyimpan tasnya sambil mengasongkan pada Daris.

"OGAH! Lo punya tangan, punya kaki juga. Manfaatin ogeb!" tolak Daris mentah-mentah dan langsung saja ke depan tanpa membawakan tasnya Arga.

"Yeu.. Dasar gue, punya temen pada bangsul semua,"

Arga pun beralih pada Farel. "Rel, tolongin dong! Ibadah nih, nanti dapet pahala!"

"Gue bukan pembantu lo ya!"

"Nanti gue traktir!" tawar Arga.

Mendengar itu, Farel dan Daris langsung berebut ingin menyimpan tas Arga.

"Gue duluan.."

"Gue duluan.."

Begitulah Farel dan Daris yang saling berebut tas Arga.

Tanpa pikir lama, Arga langsung berdiri dari duduknya dan mengambil tasnya yang sedari tadi di perebutkan. Dan kemudian menyimpannya kedepan.

Punya temen gini-gini amat. Giliran denger kata traktir aja langsung nyaut.

"Yah kan, gara-gara lo sih! Gue gak jadi makan gratis," Farel menyalahkan Daris.

Setelah semua kembali duduk di bangku masing-masing, Bu Lisya melanjutkan perkataannya. "Hari ini kalian ulangan matematika dadakan!"

Sontak semua murid yang mendengar itu, membelakkan matanya terkejut. Tidak biasanya Bu Lisya mengadakan ulangan dadakan. Terkecuali Aqila dan juga Arga yang malah santai tidak ada rasa terkejut sedikitpun.

Aqila memang selalu siap jika ada ulangan dadakan. Tetapi Arga? Dia juga selalu siap meski tidak pernah belajar. Dapat nilai nol pun ia selalu siap. Most wanted macam apa itu? Ckck.

"Mulai hari ini, ibu akan mengubah konsep pembelajaran kalian. Berhubung kalian sudah kelas 12, jadi ini rasanya akan lebih baik,"

"Sekarang ibu akan mengubah posisi tempat duduk kalian! Dan setiap hari posisinya akan seperti itu. Tidak ada yang protes!"

Seketika seisi kelas ricuh. Mereka cemas akan sebangku dengan orang yang tidak di inginkan.

"Qil.. Nanti kalo gue gak sebangku sama lo gimana?" cemberut Naya.

"Ya mau gimana lagi. Terima aja, ini takdir," Jawab Aqila santai tanpa tahu ia akan duduk dengan siapa nantinya.

Arga hanya menelungkupkan wajahnya diatas meja tidak peduli.

Bu Lisya pun mulai menyebut nama setiap murid dan teman sebangkunya. "Naya..kamu sebangku sama Farel,"

Sontak Naya kaget mendengar siapa yang akan menjadi teman sebangkunya. "OH MY GOD!" teriak Naya dengan suara toanya.

"Daris sama Lani, Teddy sama Oliver, Rendra sama Rena...."

Aqila merapalkan segala macam do'a di dalam hatinya. Soalnya nama Aqila belum disebut oleh Bu Lisya. Takutnya ia nanti akan sebangku dengan Arga.

My Stupid BadBoy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang