«TIGA PULUH LIMA»

5.2K 254 3
                                    

Kring...kring..

Suara alarm dari jam beker keroppinya terus saja berbunyi nyaring. Membuat tidur Aqila terganggu. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Kebluk sekali ternyata Aqila ini. Untung saja sekarang hari minggu, jadi Aqila tidak perlu khawatir bangun kesiangan.

"Hmm.. Berisik!" gumam Aqila yang masih setengah sadar dari tidurnya.

Langsung saja Aqila megambil jam yang terus berbunyi itu untuk dimatikan alarmnya.

Aqila sungguh sangat mengantuk, karena semalam ia dan Arga terlalu bersenang-senang sampai harus pulang pada larut malam.

Tak lama kemudian.

Kring..kring..

Alarm itu malah berbunyi lagi, dengan suara yang lebih nyaring.

Kesal sudah Aqila mendengar alarm itu yang sudah seperti ibu-ibu sedang bergosip. Terus saja mengoceh, sedangkan jam itu terus saja berbunyi, nyaring pula.

Prakk...

Saking kesalnya, Aqila melempar jam itu. Sampai kacanya pecah dan berhenti berbunyi.

Sontak, Aqila melebarkan matanya saat itu juga. Dan terbangun seketika.

"Astagfirullah. Jam gue!"

Melihat jam kesayangannya yang hancur begitu saja, Aqila seperti ingin menangis. Aduh Aqila jam gitu aja tinggal beli lagi apa susahnya sih. Iya gampang tinggal beli, tapi itu adalah jam unlimited, sudah jarang sekali jam itu. Itupun hadiah dari papanya ketika Aqila masih SD.

"Yahh kan.. Jadi rusak gini. Pecah juga."

"Harusnya gue tuh tadi langsung bangun. Gak usah pake acara ngelempar jam segala. Dasar gue!" kesal Aqila yang merutuki kebodohannya. Apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Untuk diperbaiki pun rasanya tidak mungkin, karena sepertinya tidak akan hidup kembali.

"Maafin gue ya jam.. Gue gak sengaja,"

Melihat Aqila yang sedang merutuki kebodohannya, Fara terkekeh pelan. Ingin sekali ia menertawakan, tetapi takutnya nanti Aqila malah baperan.

Ya, sedari tadi Fara berada di pintu kamar Aqila yang ternyata tidak dikunci. Fara berniat untuk membangunkan Aqila, jelas Fara terlonjak kaget ketika Aqila malah melempar jam kesayangannya sampai rusak.

"Itu jam jangan ditangisin. Sini gue kuburin biar tenang di alam sana," celetuk Fara.

Mendengar suara seseorang yang familiar, membuat Aqila menoleh ke arahnya. Ternyata itu suaranya Fara.

"Sejak kapan lo disini?" tanya Aqila pada Fara.

"Sejak upil gue berubah jadi berlian. Hebat kan gue? Upil aja bisa berubah jadi berlian. Anak sultan gituloh," jawab Fara bercanda.

Aqila mengerutkan keningnya heran, kenapa tiba-tiba Fara bercanda seperti ini sampai mengaku-ngaku anak sultan? Biasanya Fara itu orangnya sangat jauh dari kata bercanda. Dia itu terlalu serius dan cuek, makanya Aqila keheranan.

Aqila pun menyimpan jamnya yang sudah rusak itu dan beralih menghampiri Fara dengan piyama berkarakter keroppi yang masih menempel di tubuhnya.

"Lo sakit? Tumbenan bercanda?" tanya Aqila sambil memegang kening Fara yang ternyata jauh dari kata sakit, alias Fara baik-baik saja.

"Apaan deh lo!"

"Atau jangan-jangan lo kerasukan ya? Astagfirullah!"

Aqila menutup mulut saking terkejutnya dia.

My Stupid BadBoy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang