«TIGA PULUH SEMBILAN»

5K 276 5
                                    

Sepulang sekolah, Aqila melemparkan tasnya ke sembarang tempat di rumahnya. Moodnya baru saja membaik.

"Aqila kamu kenapa? Senyum-senyum sendiri, giliran kemarin aja gak ada tuh senyuman dari bibir kamu," kata Karin menggeleng pelan melihat putrinya yang baru datang dari sekolah.

Dengan perasaan bahagianya. Langsung saja Aqila menyambar ke pelukan mamanya. Jelas, itu membuat Karin semakin keheranan.

Meskipun tadi ia sudah dipeluk oleh Arga, tapi sehangat-hangatnya pelukan Arga, tetap tidak ada yang lebih hangat selain pelukan mama bagi Aqila.

"Yang jelas Aqila lagi bahagia maaa!"

Karin hanya mengelus-elus puncak kepala putrinya itu dengan lembut, ia ikut bahagia jika melihat Aqila bahagia. Meski Karin tak tahu penyebab Aqila jadi sebahagia ini.

Dibalik pintu masuk, terlihat Fara yang mematung memperhatikan Aqila dan Karin. Fara tersenyum melihatnya.

Kayaknya Arga udah jelasin ke lo.

Fara bergumam dalam hatinya. Sudah ia tebak, pasti penyebab Aqila jadi sebahagia ini tak lain adalah karena Arga.

Lo tenang aja qil, gue gak akan pernah rebut Arga dari lo. Gue gak berhak untuk itu.

......

Entah kenapa, otak Aqila selalu memutar kisah dirinya dan juga Arga dari sebelum pacaran yang notabenya itu tidak bisa dikatakan berteman, karena waktu itu mereka seringkali adu mulut. Sampai sekarang yang status mereka sudah berpacaran, terputar terus di otak Aqila, tanpa ingin menghapus ingatannya tentang kenangan itu.

Tak mau jika nantinya kenangan itu terformat, Aqila mengambil buku kosakata yang berisi curhatannya itu untuk menulis kisahnya bersama Arga.

Kata-kata Arga waktu itu masih terputar jelas di memorinya. Kalau Arga menyuruh untuk menuliskan tentang dirinya di buku itu, bukan lagi tentang Erza.

"Gue akan nulis semua tentang lo di buku ini Arga, tapi gue gak mau sampai curhatan gue waktu dulu di robek gitu aja. Biarin aja, gue udah gak ada perasaan sama sekali buat Erza," kata Aqila berbicara pada dirinya sendiri sambil menatap buku bersampul keroppi itu.

Ketika Aqila sedang menulis diarynya, tiba-tiba handphone Aqila berbunyi tanda ada notifikasi masuk. Aqila mengira itu pesan dari Arga, namun ternyata itu pesan dari Erza.

Erzaenstein🐸
Qil, lo bisa ketemu sama gue gak sekarang?

Gue mau bicara sama lo.

Aqila mengernyitkan keningnya.

"Mau apa Erza minta ketemu sama gue malem-malem begini?" gumam Aqila.

Bisa, dimana?

Aqila sangat penasaran apa yang ingin dikatakan oleh Erza, jadinya ia mengiyakan saja.

Di taman depan komplek aja.

Mau gue jemput? Biar bareng.

Oh oke, Er

Gak usah, lo tunggu aja di sana
deket ini. Gue siap-siap dulu

Setelah mengetikkan pesan terakhirnya, Aqila segera membuka lemarinya untuk mencari jaket karena cuaca di luar sana dingin. Tanpa perlu bersiap-siap lebih lama lagi, Aqila pun pergi keluar dari kamarnya menuruni tangga. Tak lupa ia memberi tahu mama dan papanya terlebih dahulu agar mereka tidak khawatir.

My Stupid BadBoy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang