Sinar mentari pagi, perlahan menyilaukan sinarnya tepat di kedua mata Aqila.
Aqila pun terbangun dari tidurnya dan mengucek matanya. Dilihatnya Arga yang masih terpejam lemas di atas ranjangnya.
Arga, kamu kapan bangun? Aku aja udah bangun, kenapa kamu belum?
Aqila menghembuskan napasnya lesu, dia menerawang ke sekeliling. Daritadi dia tidak melihat Tari, ah mungkin Tari sedang pergi ke kantin rumah sakit untuk sarapan.
Dengan segera, Aqila beranjak dari sofa dan pergi ke kamar mandi.
......
Semalaman Fara khawatir mengenai Aqila yang belum pulang ke rumah, begitu juga Karin dan Andra yang jauh lebih mengkhawatirkan Aqila.
Setelah mendapat telfon dari Hendra, yang ternyata Aqila sedang berada di rumah sakit karena Arga kecelakaan, membuat sedikit rasa lega terpancar di hati mereka. Tetapi mereka pun khawatir dengan keadaan Arga, ingin menjenguk pun sudah larut malam. Jadinya mereka berencana untuk menjenguk Arga besok siang saja.
Pagi-pagi sekali, Fara sudah bersiap-siap untuk segera pergi ke rumah sakit bersama Erza. Kenapa pagi-pagi sekali? Karena nanti siang Fara sudah akan berangkat ke Singapura bersama Erza karena jadwal seleksi masuk universitas disana tinggal 2 hari lagi, jadi waktunya memang sudah mepet sekali saat ini.
Awalnya ketika Fara mendengar bahwa Arga kecelakaan, hatinya runtuh seketika. Rasa bersalah semakin menghantuinya sampai terbawa mimpi. Dia merasa tidak akan tenang jika Arga dan Aqila belum memaafkannya.
Kalau bukan karena semalam telfonan dengan Erza, Fara pasti tidak akan bisa memejamkan matanya setelah mimpi buruk itu mendatanginya. Dimana di mimpi itu, Arga meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Dan Aqila yang menampar dirinya tak segan-segan, karena dirinya lah yang membuat Arga seperti itu.
Ting..
Sebuah notifikasi pesan masuk ke handphone Fara, menyadarkannya dari lamunan.
Erza:
Far udah siap? Gue udah di bawah.Membaca pesan itu, Fara pun melirik ke jendela kamarnya dan melihat Erza yang sudah stay di motornya.
Fara:
Bentar dulu Za, gue lagi masukin dulu barang-barang gue ke koper.Setelah memasukkan semua barang-barang yang akan dibawanya ke dalam koper. Perhatian Fara tertuju pada sebuah kotak berpita yang waktu itu Arga bawa ke taman untuk Aqila. Karena Arga yang tak kunjung kembali, lantas Fara membawanya saja ke rumah.
"Gue penasaran sih, apa isi kotak ini? Tapi apa boleh buat. Ini punya Aqila, bukan punya gue. Gue gak punya hak buat tahu isi kotak ini," gumam Fara yang memegang kotak itu untuk ia bawa ke rumah sakit dan memberikannya pada Aqila.
......
Fara berpamitan pada Karin dan juga Hendra, mereka memeluk Fara erat. Fara sudah seperti anak sendiri bagi mereka. Dan secepat itu Fara pergi.
"Tante, om. Sebelumnya makasih banyak ya udah ngijinin Fara tinggal disini, maafin Fara juga udah ngerepotin hehe."
Karin mengusap puncak kepala Fara pelan. "Iya sama-sama sayang. Padahal tinggal disini aja, tante sama om sama sekali gak keberatan kok." Rasanya berat bagi Karin mengizinkan Fara pergi. "Malah kita seneng kamu di sini, Aqila jadi punya temen kalau kita berdua lagi gak ada di rumah."
Sejak semalam, Aqila sudah memutuskan untuk membatalkan kuliahnya ke luar negeri itu demi Arga. Dia bersikukuh ingin menemani Arga sampai tersadar dari koma-nya, kalau bisa sampai ajal menjemput. Asikk:v
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid BadBoy [Completed]
Teen FictionUdahlah Badboy, suka bikin onar, sering bolos pelajaran, stupid pula. Sungguh perpaduan yang hqq. Anehnya yang seperti itu malah jadi most wanted? What?? Dia adalah Arga Pradipta. Cuma modal muka doang udah jadi most wanted? "Gapapa stupid, yang pen...