Setelah kemarin Aqila mengajaknya ke taman rumah sakit dan setelah kurang lebih seminggu lamanya Arga berada di rumah sakit. Akhirnya, hari ini Arga sudah diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Meski harus setiap minggu ke rumah sakit untuk menjalani terapi pada kakinya.
Daddynya mulai mendorong kursi roda yang Arga duduki menuju mobilnya.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu udah dibolehin pulang," kata Hendra sambil mendorong kursi rodanya Arga ditemani Tari dan juga Leon di sampingnya.
"Iya, tapi dad. Handphone Arga mana? Masa dari kemarin belum dibalikin!"
Arga sedikit kesal pada daddynya itu yang masih menahan handphonenya. Alasannya? Maybe, agar Arga fokus dulu pada kesehatannya. Kalau ada handphone mungkin akan terganggu. Padahal di era modern ini hidup tanpa handphone itu sudah seperti makan sayur tanpa garam, hambar.
"Oh iya daddy lupa. Nanti daddy kasihin ke kamu di rumah aja ya,"
Arga berdecak kesal. Dari kemarin jika Arga menagih handphonenya, selalu saja jawabannya nanti, nanti, dan nanti. Inilah salah satu yang dinamakan 'Tuman'.
"Terus aja nanti, sampe putri duyung berubah namanya jadi putri gayung!"
"Gak lucu bang! Gak lucu sama sekali!" sahut Leon tiba-tiba.
"Bodo amat! Mau lucu kek, mau nggak juga gak peduli!" ketus Arga.
Tari dan Hendra hanya tersenyum disertai gelengan kepala melihat tingkah kedua anaknya itu yang selalu ribut. Tetapi tak lama juga pasti akur lagi meski hanya dalam waktu beberapa menit saja.
"Iya daddy janji. Nanti balikinnya di rumah!"
"Awas aja dad. Kalo bohong, siap-siap aja nanti Arga ceburin ke aspal!"
Tari, hendra, dan Leon mengerutkan keningnya. Ceburin? Ke aspal? Emang bisa? Mau juga ceburin tuh ke empang atau ke kali. Masa di ceburin kok malah ke aspal. Receh sekali Arga ini, sepertinya niatnya ingin menghibur. Tetapi tidak lucu. Itu adalah definisi retjeh.
"Emang bisa ya ceburin ke aspal?" tanya Tari menyahut ucapan Arga.
Arga memutar bola matanya malas. Ah kenapa malah dianggap serius oleh mereka ucapannya yang ngawur itu. Padahal itu cuma lelucon, tetapi tidak membuat mereka tertawa.
"Tanyain aja mom ke jennie blackpink. Kali aja tau!"
Mereka pun tertawa sebelum memasuki mobil. Ada-ada saja Arga ini. Mereka tidak tertawa karena perkataan Arga. Tetapi ekspresinya yang terlihat kesal itu loh, yang membuat semua yang melihat ingin tertawa sekaligus gemas. Karena kedua pipinya yang agak ia kembungkan. Seperti anak kecil saja.
......
Arga sedikit kesusahan untuk memasuki mobil karena kakinya yang memang belum bisa digerakkan sama sekali. Kurang-kurangnya sih, Arga sering kesal pada kakinya itu sampai terkadang ia memukulinya ketika tak ada orang.
Setelah di gendong oleh Hendra. Akhirnya Arga bisa memasuki mobil dan duduk di jok belakang bersama Leon.
"Makasih dad,"
"Iya sama-sama." Hendra tersenyum sambil mengusap puncak kepala Arga dan segera duduk ke kursi kemudi.
Setelah mereka berempat memasuki mobil bermerk pajero itu. Hendra segera menghidupkan mesin mobilnya dan pergi dari area parkir rumah sakit menuju rumahnya.
Ah Arga sangat merindukan rumahnya itu. Apalagi kamarnya yang berantakan, mungkin sekarang sudah di rapikan oleh mommynya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid BadBoy [Completed]
Teen FictionUdahlah Badboy, suka bikin onar, sering bolos pelajaran, stupid pula. Sungguh perpaduan yang hqq. Anehnya yang seperti itu malah jadi most wanted? What?? Dia adalah Arga Pradipta. Cuma modal muka doang udah jadi most wanted? "Gapapa stupid, yang pen...