«EMPAT PULUH SEMBILAN»

4.6K 227 0
                                    

Sesampainya mereka di sebuah gedung, tempat diadakannya prom night itu, Arga segera turun dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Aqila.

Dipegangnya tangan Aqila saat ini yang turun dari mobilnya.

"Thanks Ar."

Arga hanya menanggapinya dengan tersenyum manis.

"Wihh ada tuan putri sama pangeran berkudanya," celetuk Farel dari arah belakang yang datang bersama Naya.

"Tuan putrinya juga cantik apalagi pangeran berkudanya," kata Arga.

"Tapi jangan ke-PD an dulu, kuda maksud gue tuh ya kuda lumping, bukan kuda putih kaya di dongeng-dongeng."

Dasar Farel ini, kalau udah di timpuk mah tau rasa.

"BODO AHMAD BAMBANK!"

Terlihat Farel yang memutar kedua matanya jengah mendengar Arga yang selalu menyebut nama partainya:v entah sudah kesekian kalinya Arga mengatakan itu, tak lupa sambil ngegas.

"Ya udah Ar. Yuk ah masuk, ngapain juga lama-lama disini, dingin."

Langsung saja Aqila dan Naya menarik pasangan mereka masuk ke dalam gedung. Jika dibiarkan bisa panjang masalahnya, lebih baik jarak antara Arga dan Farel agak dijauhkan 1 cm. Lah sama aja bohong wkwk.

Memasuki gedung, Aqila dan Arga melihat sekeliling dimana ternyata sudah ramai sekali. Untung saja acaranya belum dimulai, jadinya mereka tidak datang terlambat.

Mereka celingak-celinguk mencari tempat duduk yang kosong. Dan perhatian Aqila tertuju pada Naya yang berada di tengah-tengah, tidak terlalu depan, dan tidak terlalu belakang, dilihatnya Naya sedang melambaikan tangan padanya, dan di depannya ada 6 tempat duduk yang kosong. Dengan segera, Aqila menarik tangan Arga menuju tempat Naya dan Farel.

"Lah mau kemana? Udah di depan aja tuh masih ada yang kosong," heran Arga yang daritadi tangannya terus saja ditarik-tarik oleh Aqila.

"Disitu aja sama Naya. Gue gak mau di depan," jawab Aqila yang menunjuk ke arah Naya.

"Ada si Farel gue males ah."

"Ya udah sendiri aja sono, jangan sama gue." Aqila melepaskan tangan Arga dan lebih memilih untuk pergi sendiri saja.

Apa boleh buat, Arga hanya mengangkatkan bahunya pasrah. Ia pun pergi menyusul Aqila yang belum jauh darinya dan menggandengnya kembali.

"Jangan ngambek dong."

Yang awalnya Aqila cemberut, ia jadi tersenyum kembali. Sensitif sekali Aqila ini, sedikit-sedikit ngambek, ah mungkin efek pms. Tapi sekarang Aqila sedang tidak pms, dan ia jadi sedikit lebih manja sama Arga.

Setelah menghampiri Naya, mereka berdua pun langsung terduduk sambil menunggu acara dimulai.

"Si Fara sama Erza kemana qil? Kok belum keliatan ya?" tanya Naya.

"Belum datang kali, soalnya tadi waktu gue berangkat. Erza masih belum jemput Fara." Aqila mengangkat bahunya tak tahu sembari menyeruput minuman yang sudah disediakan di meja itu.

"Si Daris juga kemana, Rel?" tanya Aqila pada Farek.

"Gak tau, tadi bilangnya mau bareng sama pacarnya. Si Tania."

Aqila pun mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

Alih-alih menunggu Erza, Fara, dan Daris datang, saat ini Arga dan Aqila jadi pusat perhatian, mereka menatap dengan tatapan kagum, ada juga yang menatap mereka iri. Bagaimana tidak, mereka itu sepertinya couple ter perfect abad ini.

My Stupid BadBoy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang