«DUA PULUH DELAPAN»

5.3K 269 5
                                    

Untung saja Aqila tidak kesiangan hari ini karena tidur terlalu malam.

Terlebih lagi, kalau bukan karena Fara yang membangunkannya, tak tahu lagi bagaimana nasib Aqila jika kesiangan.

Mereka berdua, saat ini sedang sarapan pagi. Berhubung Karin dan Andra baru datang dari kantornya pukul 3 pagi. Alhasil, hari ini Aqila dan Fara hanya memakan roti isi untuk sekedar mengganjal lapar.

"Qil. Lo nanti mau berangkat bareng gue gak?" tanya Fara yang masih mengunyah roti di mulutnya.

"Cie yang udah dibeliin motor sama mami papinya," Aqila malah menggoda Fara. Orang Fara bicara serius juga, Aqila malah mengalihkan pembicaraan.

Ucapan Aqila benar adanya, Fara memang dibelikan motor baru oleh orang tuanya yang berada di luar negeri. Jadi tidak ada salahnya juga kan Fara mengajak Aqila berangkat bersama. Daripada harus naik angkutan umum, mensing berangkat bareng sama Fara yang jelas-jelas gratis. Itung-itung mengirit uang jajan.

Fara memutar bola matanya malas. Sepupunya ini memang selalu membuat emosi saja. Untung saja Fara sabar, karena orang sabar banyak duit wkwk.

"Gue bicara serius Aqilaaa!!" tegas Fara.

"Oke-oke gue juga mau serius mulai sekarang," balas Aqila sambil menggigit roti ke dalam mulutnya.

"Gue tanya sekali lagi ya, lo mau berangkat bareng gue gak Aqila?" tanya Fara baik-baik sambil mengatur emosinya agar tidak terpancing.

"Sorry, gue gak bisa Far. Nanti gue dijemput samamantan musuh gue."

Aqila berkata sambil mengunyah roti yang menumpuk di pipinya. Jika saja Arga melihat itu, sudah dapat dipastikan, dia pasti akan gemas melihatnya. Serasa ingin mencubit pipi Aqila bagaikan squishy.

Fara mengernyitkan dahinya, tidak mengerti apa yang dikatakan Aqila. Maksudnya apa? Mantan musuh? Ditambah lagi bicaranya yang kurang jelas karena mulutnya masih mengunyah roti.

"Apa qil? Mantan musuh? Gagal paham dah gue."

Aqila mengangguk mantap. "Iya, mantan musuh. Dulunya tuh dia musuh gue. Tapi lo bisa tebak lah sekarang gimana,"

"Tebak apaan? Orang gue gak tau siapa orang yang lo maksud itu?" ah rupanya Fara juga termasuk tipe orang yang kurang peka terhadap rangsang. Peka terhadap lingkungan sekitar maksudnya.

Aqila menyengir pada Fara memperlihatkan sederet gigi putihnya yang rapih. "Oh iya, gue kan belum cerita sama lo ya. Jadi dia yang gue maksud itu dulunya musuh gue, trus semenjak tadi malem. Dia jadi---- my boyfriend," kata Aqila panjang lebar tanpa memberi tahu siapa orang itu pada Fara. Dan Aqila berkata sambil tersenyum malu.

"Ternyata hidup lo kaya di novel-novel gitu qil. Yang awalnya benci terus jadi cinta," Fara terkekeh melihat sepupunya itu yang sedang tersenyum malu.

"Gue juga gak nyangka sih Far, dia ternyata nyimpen perasaan juga ke gue. Dan baru tadi malem dia ngungkapinnya ke gue."

Fara rasa, ini seperti teka-teki karena Aqila tak kunjung memberi tahu padanya. Pertama, Fara mengira jika orang yang dimaksud oleh Aqila tak lain adalah orang yang ia panggil dengan sebutan stupid.

Kedua, Aqila tidak memberi tahu pada Fara bahwa ke rumah siapa sebenarnya ia setiap pulang sekolah?

Ketiga, Aqila juga tidak memberi tahu siapa orang yang duduk sebangku dengannya.

Dan keempat, Aqila baru saja jadian tadi malam bersama orang yang ia maksud dengan 'mantan musuh'

Semua teori teka-teki Fara pun tertuju pada orang yang selalu Aqila panggil dengan sebutan stupid. Ribet sekali, sampai harus memecahkan teka-teki. Entah kenapa, Fara terlalu penasaran pada si stupid yang Aqila maksud.

"Gue penasaran deh sama orang yang lo panggil stupid. Dia itu siapa sih?" tanya Fara mengangkat sebelah alisnya.

"Lebih baik lo gak usah tau ya. Dia itu orangnya stupid, oh jelas. Terus burik, buluk, jelek, bau cem tai, hmm apalagi ya?"

Aqila masih tidak menjawab siapa orang itu. Padahal tinggal sebut saja namanya, apa susahnya sih? Ini malah menjelek-jelekkan orangnya yang jelas-jelas beda jauh antara kehidupan aslinya, dengan apa yang Aqila katakan barusan pada Fara.

Geram sudah Fara mendengar penjelasan Aqila yang sangat unfaedah. Fara rasa, dia lebih baik segera pergi saja ke sekolah. Buat apa juga ia kepo pada kehidupan Aqila. Aqila terlalu bertele-tele.

"Gue duluan bye."

Langsung saja Fara pergi menggunakan motor matic barunya. Tak lupa, ia memakai helmn terlebih dahulu untuk keselamatannya.

"Bye Fara.. Nanti kita ketemu lagi di kelas ya. Ada yang mau gue omongin!" teriak Aqila dari dalam rumah.

Sebenarnya baru saja Aqila akan mengatakan apa yang Fara pertanyakan dari kemarin. Tapi Fara malah langsung pergi begitu saja, padahal Aqila hanya ingin bercanda dulu meski hanya sebentar.

Aqila mengedikkan bahunya. Ia baru tersadar bahwa Fara memang orangnya sensitif. Biarlah, nanti juga pasti seperti biasanya.

......

Ketika Aqila sedang bersiap-siap memakai sepatunya. Notifikasi pesan masuk ke ponselnya.

Stupid😈:
Qil.. Cepetan pake behanya napa
lama amet.

Stupid😈:
Gue pegel nih, nunggu diluar
rumah lo dari tadi.

Stupid😈:
Jaren woy!!

Aqila membaca pesan itu.

"Tumben tu stupid ngirim pake sms. Apa dia lagi missqueen kuota ya?" gumam Aqila.

Membaca pesan pertama, membuat Aqila kesal setengah mati. Emangnya dia baru selesai mandi apa? Dari tadi pun Aqila sudah siap hanya tinggal memakai sepatu saja.

Tak lama Aqila pun membalas sms itu.

Jaren🐂:
Dasar lo stupid!!
Sembarangan aja lo kalo ngomong!!

Jaren🐂:
Iya bentar lagi gue keluar.


Saat Aqila keluar, ia melihat Arga sedang bersandar di motornya sambil melipat kedua tangannya di atas dada.

Sepertinya Arga datang setelah Fara pergi ke sekolah.

"Ngaret amet lo jaren!" kembali lagi seperti Arga biasanya yang tidak ada lembut-lembutnya sama sekali.

"Risih amet lo stupid!" balas Aqila ngegas tidak mau kalah. Terus saja seperti itu, kan ini couple antimainstream.

"Jangan ngegas mulu dong kalo sama pacar!"

"Terserah gue dong ya! Cepetan, nanti telat tau rasa loh!"

Aqila pun menaiki motor Arga dan segera pergi menuju sekolahnya.

Sudah yang ketiga kalinya, Aqila di bonceng oleh Arga. Yang tak akan pernah mereka lupakan adalah ketika kesiangan waktu itu. Dimana pada akhirnya mereka ketahuan telat dan berakhir dengan membersihkan toilet kelas 12.

Ah sungguh, itu momen yang tidak bisa dikatakan indah. Namun terasa berkesan di hati mereka berdua.

......

To be continue..

Thanks for reading💕

Cianjur, 06 Mei 2019

My Stupid BadBoy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang