Menyesal!
"Happy reading!"
Cahaya matahari yang masuk menusuk mata milik Alesya yang masih terpejam.
"Tutup gordennyaa mmm". Ucap Alesya seraya mengucak ngucak matanya yang terlihat masih sepat."Alesyaa sayaang bangunn. Udah jam setengah tujuh, kamu ga sekolah?" . Ucap hana seraya melipat selimut tebal milik Alesya.
Alesya kaget dengan apa yang Ana ucapkan barusan.
"Hah?setengah tujuh ma? Mamah ko baru bangunin Alesya siii". Panik Alesya sambil mengambil handuk miliknya.
"Dari tadi mamah udah bangunin kamu, semalam kamu tidur jam brapa?".
"Jam satu mah hehe".
Alesya menyengir menunjukkan deretan giginya yg rapih dan putih. Ia lantas langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Sementara Ana yang melihat kelakuan anak gadinya itu hanya menggeleng gelengkan kepala."Mah, bang Ardhi mana?". Tanya Alesya seraya memakaikan sepatu di kakinya.
"Sudah berangkat".
Alesnya membulatkan matanya.
"Hah? Terus lesya berangkat sama siapaa mah"."Pesan grab".
Alesya menggerutu sebal. Tega tega nya kakaknya itu meninggalkannya begitu saja.
"Ahh siall!! Lama amat si abang nya, nyangkut ama janda apa gimna". Gumam Alesya kesal saat di depan rumahnya ta kunjung datang abang grab yang di pesannya tadi.
"Mao bareng ga?".
Suara dingin itu membuat Alesya sedikit kaget. Ia bingung siapa laki laki ini. Tunggu! Sepertinya ia mengenali sosok di balik helm fullface nya itu.
"Lo? Alvin?". Tebak Alesya.
Alvin hanya mengangguk.
"Mau bareng ga?"
"Gausah makasih".
"Yakin?".
"Hm".
"Kalo telat gimna?".
"Ck! Bodo amat".
"Mao di hukum?".
"Bodo amat".
"Beneran gamao bareng?".
"Ngga!! Udah sono ih empet gue liat lo lamalama".
"Kalo gue lepas helm gue juga lo bakal pengennya ngeliatin gue terus".
"Pergi ga?!".
"Srius gamao bareng?".
"Ga".
Tidak menunggu waktu lama, Alvin pergi meninggalkan Alesya di depan rumahnya.
"Ga peka amat siih!" Batin Alesya gregat dengan perilaku Alvin.
***
Setelah sampai di depan sekolah, Alesya berlari. Ia berdoa semoga gerbang belum tertutup. Karena abang grab tadi datang setelah 10 menit kepergian Alvin.
Namun Alesya mendengus kesal setelah melihat gerbang sudah tertutup rapat.
"Yaelah gimna ini". Gumam Alesya seraya memikirkan cara agar ia bisa memasuki sekolah itu.
"Pak!". Ucap Alesya pada laki laki paruh baya yang bertugas menjaga gerbang sekolah SMA karya bangsa itu.
"Knapa? Kamu telat? Jangan harap saya bukain gerbang".
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesya-Alvino [Completed]✔️
Teen FictionDua remaja yang memiliki sifat sangat berbanding terbalik. Sifat menyebalkan dan sifat dingin akan di persatukan di kisah ini. Karna tidak selama nya es batu akan tetap membeku.