bab 68

33.9K 1.8K 396
                                    

Jika waktu belum memberi saya kesempatan,maka saya akan menunggu nya. Jika waktu nya tiba, saya akan berusaha keras untuk mewujudkan nya.

Happy reading!!


-●●●-

Ruangan yang bernuansa putih serta suara alat detak jantung membuat yang ada di dalam sangat merasakan khawatir. Pasal nya dari semalam sejak Alvin membawa Alesya ke Rumah sakit, Alesya tak kunjung sadar. Entahlah, dokter belum memberi tahu.

Semua berkumpul di sini. Ada Ana, Surya,Ardhi, Alvin dkk, Sarah, Dan juga Salwa. Sebagian dari mereka menunggu di luar karena memang tidak boleh beramai di dalam ruangan.

Ciitt...

Semuanya menoleh Saat pintu ruangan terbuka memperlihatkan sesosok doker dengan satu perawat yang berdiri di belakang nya.

"Dok,bagaimana ini? Kenapa anak saya belum sadar juga?". Tanya surya menggebu saat dokter Agi baru masuk.

"Iya sabar pak surya, saya akan cek".

Surya dan yang lain diam. Sementara dokter Agi dan satu perawat itu sibuk mengecek kondisi Alesya.

Dokter Agi nampak membuang napas nya panjang. Ia menatap ke arah Ana dan surya bergantian.

"Gimana dok?". Tanya Ana dengan raut wajah penuh harapan.

"Alesya, akan mengalami masa koma".

Ana dan surya membulat kan mata nya tak percaya. Bukan hanya Ana dan surya. Tapi Sarah dan Ardhi yang ada di dalam juga ikut terkejut.

Ana menggeleng lemah. Ia menatap putri nya dengan tatapan sendu.

"Ngga.. hiks".

"Berapa lama anak saya koma dok?". Tanya surya panik.

"Saya tidak tau, kondisi Alesya saat ini benar benar turun. Ia harus segera mendapat kan donor hati".

Ana menitih kan air mata nya dan mengusap kening Alesya. Ana benar benar rapuh kala Alesya dalam keadaan seperti ini. Ardhi dan surya hanya dapat menerima. Mereka berdua adalah laki laki yang kuat di keluarganya. Kedua nya saling tau jika Alesya akan melewati masa ini.

Sarah, Ia mengelus Punggung Ana menyalurkan ketenangan pada Wanita itu.

Setelah dokter dan pasien sudah pergi, Ardhi pergi keluar menemui teman teman Alesya dan juga Alvin.

"Bang, gimana? Alesya udah sadar?". Tanya Alvin menggebu.

Ardhi mengusap wajah nya dan menatap satu persatu teman Alesya termasuk Alvin.

"Alesya koma".

Semuanya yang mendengar sontak kaget tidak percaya. Terlebih lagi Alvin. Tubuh nya ambruk menghajar dinding dan tatapan nya seketika kosong.

"Alesya kuat". Ucap Ardhi sambil mengelus bahu Alvin.
Alvin tidak menjawab apapun. Pikirannya sangat kacau untuk saat ini. Ia benar benar rapuh.

Alvin mengusap wajah nya dan menatap Ardhi penuh tanya.

"Alesya kenapa si bang? Dia kenapa? Kenapa gue gatau apa apa soal Alesya? Gue harus tau".

Pandangan Ardhi menurun perlahan. Napas nya berembus pelan menatap lantai putih rumah sakit ini.

"Alesya sakit kanker hati".

Deg!

Pernyataan macam apa ini? Bak pisau belati yang menyayat hati Alvin saat ini. Bahkan lidah pun terasa kelu untuk mengucap sesuatu. Bibir nya bergetar menahan air mata yang memaksa keluar. Alvin bukan tipikal laki laki yang harus menangis di tempat seperti ini. Tangan nya mengepal kuat menahan semua rasa sesal.

Alesya-Alvino [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang