bab 48

40.2K 1.6K 34
                                    


Happy reading!!

♥️

-●●●-



Cinta..
Aku tau itu. Aku mengenalnya.
Seseorang yang selalu hadir di fikiran.
Senyumnya yang selalu terbayang.
Degup jantung yang kian mengencang kala melihat dirinya.
Suasana gembira dalam hati jika berbicara walau sepatah kata dengannya..

Aku bersyukur,Karna tuhan telah mempertemukan ku bersama dia.
Memijakan kaki di tanah bumi yang sama dan meng udara yang sama pula.

Aku hanya mengharap, jika aku tidak dapat terus bersama selamanya dengan dia, tuhan, tolong kirim orang lain yang amat sangat akan menyayangi dia..

Alesya.

Jakarta, 00.00

Ana tersenyum setelah membaca buku diary Milik alesya yang terletak di pinggir kasur dengan keadaan terbuka.

Sepertinya, semalam Alesya menulis nya.
Dan seperti nya juga, Alesya tertidur setelah menulis itu.

Ana membenahi buku diary Alesya ke tempat meja belajar milik putrinya.
Kemudian ia membuka gorden membiarkan cahaya matahari masuk menyorot wajah Alesya.

"Sayang bangun.. udah siang".

Ana menarik selimut tebal Alesya yang tentu saja membuat putrinya itu langsung melenguh karena sinar matahari yang menusum tajam matanya.

"Ayo bangun udah siang. Mandi sana" ucap Ana memerintah.

Alesya membuka matanya dan mengumpulkan nyawa nya sebentar.

"Langsung mandi yaa". Perintah ana kemudian keluar dari Kamar Alesya.

Alesya merubah posisi nya menjadi duduk. Ia menyambar handphone nya yang terletak di nakas samping kasur nya.

Ia mendengus pelan setelah melihat jam di handphone nya.

"Katanya udah siang". Batin Alesya setelah melihat di layar handphone nya sekarang jam 09.00

Gadis itu beranjak dari tempat tidur nya dan kemudian menuju kamar mandi.

Setelah beberapa menit, Alesya sudah keluar kamar mandi dengan pakaian santai nya.

Hari ini hari minggu. Waktu nya Alesya bersantai di rumah.

"Waaaaa!!!".

Alesya menjatuhkan Handphone yang ada di genggaman nya karena kaget dengan suara cempreng yang terdengar tiba tiba.

"Sialan lo! Hp gue jatoh kan tuh ck!". Sunggut Alesya kesal sambil mengambil handphone nya yang sudah terletak di bawah.

"Ehe sori sori, beli lagi beli". Ucap Salwa,  tentu saja wanita yang tadi sempat mengejutkan alesya adalah dia.

"Beli beli pala lo peyang!". Ketus alesya sambil mengecek layar Handphonenya.

Salwa yang mendengar alesya menggerutu hanya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sambil sesekali menyengir.

Salwa memang sudah biasa. Semenjak ia berteman dengan Alesya, hampir setiap minggu ia bermain ke rumah Sahabat nya itu. Meski belum bersahabat sejak lama, tapi mereka berdua terlihat sangat mengikat.

Alesya-Alvino [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang