Fikiran yang kotor menguasai keadaan.
Happy reading!!
❤
-●●●-
Setelah selesai sarapan, Alesya langsung pergi ke kamar. Sejak tidak sengaja mendengar obrolan Ardhi dan Ana tadi, Alesya menjadi banyak diam.
Dengan pakaian Santai nya,ia duduk di kursi kayu yang sengaja di letakkan di balkon kamar nya.
Ia duduk menyender sambil menyilangkan kedua tangan nya.
Sesekali mata nya ia pejamkan saat hembusan Angin menabrak wajah nya.Alesya melihat ke arah Langit. Matahari Hari ini tidak terlalu terik tapi juga terlihat cerah.
Ia jadi ingat, Tadi nya selesai sarapan ia akan ke rumah Kekasih nya Alias Alvin. Tapi, niat nya ia urungkan. Semua nya sudah tidak mood bagi Alesya setelah mengingat kenyataan pahit dalam hidup nya.
"Dek".
Alesya langsung menoleh ke asal sumber suara yang memecah lamunanya.
Ardhi mendekat Dan ikut duduk di samping Alesya.
"Kamu, ga jadi ke rumah Alvin?".
Alesya menggeleng dengan tatapan masih menatap Langit.
"Lah kenapa?".
"Ga mood".
Ardhi mencubit hidung Adik nya gemas.
"Ish apaansih".
Ardhi tertawa garing dan kemudian diam. Tidak ada lagi yang membuka suara. Belum ada lima menit, Alesya melirik Ardhi sekilas.
"Bang".
"Hm?"
"Anterin gue yuk".
"Emang Alvin ga jemput?".
Alesya memutar bola mata nya malas.
"Ck bukan Ke rumah Alvin.. ".
Ardhi menghentikan kegiatannya mengetik di handphone. Pandangannya beralih menatap Wajah Pucat Alesya.
"Terus?".
"Gue, mau cek up. Udah lama gue gatau keadaan gue bang".
Ardhi membuang napas nya panjang
"Yaudah gue telfon dokter agi dulu".Alesya hanya mengangguk. Setelah Ardhi keluar dari kamar nya, Gadis itu langsung bersiap siap mengganti baju nya.
Ciiittt...
Alesya terkejut saat pintu kamar nya terbuka dan menampakkan Ana yang tengah berdiri di sana.
"Kenapa mah?".
Belum menjawab,Ana tersenyum dan menghampiri Alesya yang tengah menyisir rambut nya sambil duduk di depan meja rias nya.
"Kamu mau cek up?".
"Iya mah".
Ana tersenyum lagi. Kemudian Wanita paruh baya itu mengambil Alih sisir yang di pegang Alesya. Ia menyisir rambut Anak perempuannya dengan lembut.
Alesya yang di perlakukan seperti itu hanya menikmati nya saja. Ini sudah biasa bagi nya."Mau mamah anter?".
Alesya menggeleng. "Gausah mah. Sama bang Ardhi aja gapapa kok".
Ana mengelus surai rambut panjang Putrinya. Kemudian tangan nya juga mengelus pipi Alesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesya-Alvino [Completed]✔️
Ficção AdolescenteDua remaja yang memiliki sifat sangat berbanding terbalik. Sifat menyebalkan dan sifat dingin akan di persatukan di kisah ini. Karna tidak selama nya es batu akan tetap membeku.