bab 10

63.5K 2.8K 16
                                    

"Happy reading!"

"Gimna? Alesya udah sadar?".
Tanya surya pada Ana yang sedang menatap lurus koridor rumah sakit.

Ana menggeleng lemah.

Surya membuang nafasnya panjang. Ini yang ia takuti jika keputusan yang di Ambilnya dan Ana akan membuat keadaan Alesya terancam.

Pintu ICU terbuka. Terlihat laki laki paruh baya yang mengenakan jas putih layaknya seorang dokter.

Ana dan surya menoleh secara bersamaan kepada dokter yang menangani Alesya.

"Gimana dok keadaan putri saya?".
Tanya Ana cemas.

"Putri anda baik baik saja. Tapi dia tidak boleh memiliki terlalu banyak fikiran. Usahakan putri anda bahagia saat saat ini,kondisinya drop karena tekanan yang terjadi pada dirinya. Saat ini ia sudah tersadar. Jenguk saja namun ingat, jangan menambah beban fikiran putri anda untuk kondisinya yang agar lebih baik dari sekarang". Ucap dokter itu.

Ana mengangguk pelan.
Detik berikutnya, Ana memasuki ruangan tempat Alesya di rawat. Di barengi belakang nya terdapat surya.

Ana menahan tangisnya setelah melihat kondisi Alesya.
Alesya yang menyadari kedatangan kedua orang tuanya itu langsung memalingkan wajahnya.

Ana duduk tepat di samping kasur milik Alesya. Ia meraih tangan mungil Alesya pelan. Namun Alesya segera melepasnya.

"Alesyaa..". Lirih Ana.

"Kenapa mah? Knapa mamah sama papah ngelakuin ini?". Tanya Alesya pelan dengan air mata yang ia tahan.

Ana hanya terdiam sambil sesekali melihat surya yang kini tengah berdiri di samping Ana.

"Alesyaa.. mama minta maaf". Ucap ana seraya tertunduk menahan Air matanya agar tidak jatuh.

"Alesya pikir mamah sama papah bener bener sayang sama Lesyaa hiks".
Alesya kini sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi. Wajahnya kembali memerah.

"Sayang maafin papah".
Kini surya yang berbicara.namun Alesya segera memalingkan wajahnya. Ia benar benar tidak ingin melihat wajah kedua orang tuanya saat ini.

Detik berikutnya surya mencium puncak kepala Alesya hangat. Itu membuat Alesya marasa semakin teriris hatinya. Mengapa orangtuanya harus pisah jika sama sekali tidak terjadi masalah di antara mereka? Alesya benci situasi seperti ini!.

***

"Alesya kemana ya?jem segini ko belom dateng sih". Gumam salwa yang sedari tadi jalan bolak balik di depan kelasnya seraya melihat lingkaran jam tangan di pergelangan tangannya.

"Ngapain lo disini mondar mandir kaya setrikaan?".
Tasya. Tasya yang selaku ketua kelas XII ips 2 itu menghampiri salwa dengan tatapan aneh.

"Si Alesya belom dateng".
Ucap salwa sambil berdecak kesal.

"Yauda si biarin aja! Kalo telat toh juga dia yang bakal di hukum. Sekarang lo mao masuk atau tetep di luar? Pintu mao gue tutup. Bel udah bunyi dari tadi!".
Ucap tasya sambil memutar bola matanya malas.

"Iya-iya!".

Setelah beberapa menit, pak yanto selaku guru pelajaran kimia itu memasuki ruang kelas.

"Ck! Salah masuk jem pelajaran gue". Gumam Alvin.

"Baik anak anak, hari ini siapa yang tidak masuk?".
Tanya pak yanto mengecek daftar absen murid.

Alesya-Alvino [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang