Happy reading!!
❤
-●●●-
Alesya menghapus air mata nya kasar dan kemudian keluar dari dalam toilet. Wajahnya sudah sembap serta pucat yang terlihat. Orang orang di sekitar memperhatikannya bingung. Tapi Alesya tidak perduli. Ia tidak perduli dengan penglihatan mereka masing masing mengenai dirinya.
Gadis itu berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh di tempat umum seperti ini. Ia berjalan cepat sambil menundukkan wajah nya agar cepat keluar dari rumah sakit ini. Namun karena keadaan rumah sakit saat ini lumayam ramai, beberapa kali Alesya menabrak seseorang.
Sungguh,kondisi Alesya seperti ini sangat tidak terkendali. Orang orang terus menatapnya aneh. Gadis ini terlihat sangat kacau tapi berusaha menutupinya.
Brukk!!
Seperti biasa, Alesya menabrak seseorang dan melaluinya. Tapi orang yang baru saja di tabrak oleh Alesya,menahan lengan gadis itu membuat sang empunya mengangkat pandangannya.
Saat melihat laki laki di hadapannya, Ia langsung menghambur ke pelukan Laki laki ini dengan erat.
"Lo kenapa dek?". Tanya Ardhi yang merasa bingung.
Alesya tidak menjawab. Bahkan sekarang isakan Tangis sudah mulai terdengar dari adik perempuannya itu.
Ardhi mengelus surai rambut Alesya menyalurkan ketenangan untuk sang adik.
Alesya meredakan isak tangis nya. Ia menatap wajah sang kakak yang nampak khawatir saat ini. Tangan Ardhi terulur untuk menghapus air mata Alesya.
"Lo kenapa?". Tanya Ardhi sambil memegang kedua bahu Alesya yang sedikit bergetar.
Alesya hanya menggeleng sambil menunduk.
"Gue,mau pulang aja bang". Ucap Alesya dengan suara lemah.
Ardhi mengerutkan dahi nya.
"Kita belom ketemu dokter Agi. Gimana?".
"Plis. Bilang aja gajadi hari ini terus minta maaf".
Ardhi membuang napas nya panjang kemudian tersenyum mengusap ujung kepala Alesya.
"Yaudah. Tar gue kabarin".
Keduanya sekarang sudah berada di dalam mobil dalam perjalanan pulang. Sedari tadi, Tak henti henti nya gadis ini mengeluarkan air di sudut mata nya. Bayangan untuk siang ini terus berputar di otak nya. Ingin sekali Alesya mengamuk dan mengacak semuanya.
Ia adalah gadis yang jarang sekali merasakan jatuh cinta. Tapi kenapa saat merasakan jatuh cinta pertama, Itu malah menyiksa nya. Kenapa kebahagiaan hanya ada di awal saja?.
Jika tau jatuh cinta menyakitkan seperti ini, Alesya tentu saja tidak akan ingin mengenal yang nama nya jatuh cinta.
Ardhi hanya melirik adiknya. Ia tidak berniat bertanya. Ia paham betul ini bukan lah saat yang tepat untuk bertanya.
Seusai mereka berdua sampai,Alesya langsung masuk ke dalam kamar nya tanpa bicara apapun kepada Ardhi. Bahkan Ana yang sedang di dalam kamar saja tidak ia kunjungi terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesya-Alvino [Completed]✔️
Ficção AdolescenteDua remaja yang memiliki sifat sangat berbanding terbalik. Sifat menyebalkan dan sifat dingin akan di persatukan di kisah ini. Karna tidak selama nya es batu akan tetap membeku.