"Kalo hati bilang suka, akui saja! Jangan egois!".
Happy reading
❤Siang ini,Ntah mengapa Alesya memilih untuk berdiam diri di taman belakang sekolah.
Seharian ini SMA karya bangsa memang mengadakan freeclass karena osis dan para guru sedang sibuk rapat menjelang 3 minggu lagi menuju prom sekolah.
Alesya menatap kosong pot bunga yang ada di ujung hadapannya.
Pohon besar nan rindang di taman itu mampu menutupi cuaca panas di siang ini.
Alesya duduk di kursi panjang tepat di bawah pohon besar itu.Rambutnya di biarkan tergerai dan di tabrak oleh Angin siang ini.
Pikirannya berkecamuk.
Perkataan salwa tadi memasuki ruang ingat Alesya kembali.
"Sya,akuin rasa di hati lo,keburu Alvin jadi milik orang lain".
Katakata itu seolah mengitari otak kepala Alesya.
Seperkian detiknya, Alesya tersejap kaget kala seseorang menepuk bahunya.
Alesya mendongakkan kepalanya.
Laki laki di hadapannya kini mengambik alih duduk tepat di samping Alesya.
"Kalo mao ngelamun, usahain jangan sendirian".
Alesya memiringkan kepalanya seraya menoleh ke wajah Laki laki itu.
"Kenapa emng?". Tanya nya dengan Polos.
Laki laki itu melirik sekilas wajah alesya yang nampak bingung. Ia terkekeh pelan melihat Ekspresi wajah Alesya.
"Kalo kesambet, gada yg tau ntar!".
Alesya langsung kembali menegakkan bahunya dan memutar tubuhnya menjadi menghadap ke depan.
"Sialan". Gumam nya pelan.
"Lagi ngelamunin apaan si emang?". Tanyaa rio Penasaran.
Alesya menggeleng sambil menunduk menghadap ujung kakinya.
"Ngga papa yo".
Rio menepuk bahu Alesya pelan.
"Kalo ada masalah cerita aja ya".
Alesya mendongakkan kepalanya dan tersenyum sambil mengangguk.
"Lo ko disini? Bukannya lagi sibuk rapat osis?". Tanya alesya yang melihat rio masih mengenakan Almet Osis nya.
"Iya, tadi niatnya gue mao ke ruang guru. Eh liat lo disini sendirian yaudah gue samperin". Ucap Rio yang di balas -oh- panjang oleh Alesya.
"Yaudah gue duluan ya, jangan ngelamun lagi!". Tukas rio yang kini sudah bangkit dari duduknya.
Alesya terkekeh pelan dan langsung menganggukkan kepalanya.
"Kalo ngeliat Alvin sama rio beda jauh yaa". Batin Alesya.
Merasa bosan,Alesya memilih untuk Menghampiri Salwa yang ia tinggalkan tadi di kelas.
Sepanjang koridor Alesya hanya melihat ke sekeliling kegiatan siswa siswi yang lainnya.
Suasana siang ini cukup ramai.
Bahkan siang bolong begini masih ada saja yang bermain basket di tengah lapangan.
Terik sinar mentari terlihat jelas di tengah lapangan.
Sebulir keringat jatuh begitu saja di keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesya-Alvino [Completed]✔️
Novela JuvenilDua remaja yang memiliki sifat sangat berbanding terbalik. Sifat menyebalkan dan sifat dingin akan di persatukan di kisah ini. Karna tidak selama nya es batu akan tetap membeku.