Happy reading!!
❤
-●●●-
Malam ini, setelah pulang dari rumah sakit Alvin memilih untuk mampir terlebih dahulu ke toko roti Rita. Mau tidak mau sebenarnya jika bukan Sarah yang menyuruh tadi.
Alvin mengerut kan dahi nya saat toko roti Rita terlihat rapat dan tertutup. Padahal saat ini baru pukul 20.00, sedangkan Rita biasanya tutup toko pukul 22.00
Alvin kembali menaiki motor nya dan kemudian berfikir untuk langsung ke rumah Rita.
Saat sampai di sana, Alvin semakin di buat bingung. Tepat di depan rumah Rita, ada bekas bendera kuning. Tapi Alvin tidak menghiraukan nya. Ia mengetuk pintu beberapa kali sampai Akhir nya sosok laki laki seumur nya membuka pintu.
Kedua laki laki itu saling tatap. "Toko roti tutup?". Tanya Alvin tanpa basa basi.
Bukan nya menjawab, Rangga malah terkekeh renyah yang tentu saja membuat Alvin merasa heran.
"Nyokap lo ada?".
"Ada di dalem. Masuk aja".
Setelah itu Alvin langsung masuk ke dalam.
Ia melihat ke sekitar rumah Rita. Nampak kosong tidak seperti biasanya."Gue panggil dulu bentar". Ucap Rangga yang di balas Anggukan oleh Alvin.
Tidak butuh waktu lama, Rita dan Rangga keluar dari bilik kamar. Rita berjalan dengan wajah yang sembap dan terus menunduk.
Ingin sekali rasanya Alvin bertanya apa yang terjadi. Tapi setelah mengetahui perbuatan baik nya di balas buruk oleh Tania ia jadi kurang respect terhadap keluarga ini lagi.
"Em,tante. Alvin mau ambil pesenan mamah". Ucap Alvin tanpa basa basi.
"Oh iya, tante siapin dulu ya".
Rita menerima note pesanan Sarah dan kemudian pergi ke dapur roti nya.
Kini hanya tinggal Rangga Dan Alvin.
Mata Alvin menyapu seluruh ruangan ini. Ia jadi berniat menanyakan keadaan tania. Hanya bertanya, tidak lebih.
"Tania masih di rawat?".
Rangga langsung mendongak. Ia belum menjawab Alvin. Ia malah pergi ke teras rumah nya dan di ikuti Alvin.
"Kenapa lo nanyain ade gue?". Tanya Rangga bersandar di tiang dinding rumah nya.
"Gue liat liat juga lo udah ga perduli lagi Hhh". Lanjut Rangga di akhiri dengan tertawa remeh.
Rahang Alvin mengeras. "Lo sadar? Ade lo yang udah bikin gue begini. Rang, gue kurang baik apa? Tapi kenapa ade lo malah ngehancurin hidup gue?".
Rangga menautkan alis nya menatap Laki laki dingin di depannya saat ini.
"Lo tau? Alesya koma karena stress. Dia drop parah karna ulah ade lo. Dia berusaha ngejauhin gue sama Alesya dengan apapun cara nya".
Rangga merasa terkejut bukan main. Dia percaya saja jika Alvin berkata barusan. Karena memang ia selalu menjadi saksi bagaimana keras kepala nya tania berusaha mendapat kan Alvin.
"Sory bro". Ucap Rangga pelan sambil menepuk bahu Alvin.
Alvin terkekeh. "Lo ga salah. Tapi bilang sama ade lo, gue bakal tetep bantu dia. Tapi ga bakal gue lupa sama perlakuannya dia ke gue".
Rangga menunduk dan kembali mendongak. Ia tersenyum simpul mengingat kembali Tania sudah pergi ke alam yang berbeda.
"Andai bisa vin".
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesya-Alvino [Completed]✔️
JugendliteraturDua remaja yang memiliki sifat sangat berbanding terbalik. Sifat menyebalkan dan sifat dingin akan di persatukan di kisah ini. Karna tidak selama nya es batu akan tetap membeku.