bab 19

48.8K 2.1K 76
                                    

sang pemilik hati pun bisa merubahnya kapan pun dan bagaiamana pun tanpa memberi izin dari si yang menempatkan hati.

"Happy reading!!".

Kegiatan Ana harus terhenti ketika melihat surya yang datang dengan tiba tiba.

Ana yang menyadari itu langsung menoleh ke arah Surya dan menampilkan rautan wajah bertanya.

"Alesya dimana?".

Ana menghampiri Surya dan menyuguhkan teh hangat di depannya.

"Belum pulang skolah".

Surya mengangguk pelan.

"Ardhi?". Tanya Surya lagi.

"Lagi kuliah, ada apa?".

Ana duduk di sofa yang menghadapkan langsung antara dirinya dan Surya.

"Gapapa, Alesya gimana?masih marah?".

Ana lantas menggeleng di sertai senyuman manisnya.

"Ngga..".

Surya mengangguk dan meneguk teh hangat di depannya ini.

Meskipun mereka berdua telah bercerai, namun hubungan mereka tidak terputus.

Mereka masih berdamai dan tidak mempermasalahkan masalah yang kemarin lalu mereka alami.

Mereka berdua sepakat untuk tetap berdamai dan membahagiakan kedua anak mereka sampai sukses.

Dan mereka berdua tidak ingin kedua anaknya nanti malah merasa broken home hanya karena mereka yang tidak akur.

Keduanya menoleh saat mendapati Alesya yang sedang di ambang pintu.

Di belakangnya,terdapat Alvin yang juga tadi habis mengantar Alesya pulang.
Sebelumnya Alesya mengernyitkan dahi saat melihat kedua orang tuanya yang telah di nyatakan bercerai terlihat sedang berbincang.

Surya tersenyum parau ke wajah Alesya.

Kini mata Alesya sudah di penuhi air mata keharuan dan kerinduan.

Sampai detik berikutnya Senyuman Ana dan Surya mulai terlihat sangat manis dan tulus.

Air mata yang sedari tadi ia tahan, kini meluncur begitu saja.

Alesya berlari langsung menubruk tubuh surya hingga surya sedikit terhuyung.

"Alesya kiraa, papah sama mamah gabakal akur lagi". Lirih Alesya dengan posisi masih memeluk surya.

Surya tersenyum manis dan mengacak puncak rambut putrinya itu.

"Ngga dong, papah sama mamah gabakal pernah berhenti buat ngebahagiain kamu sama abang kamu".

Alesya melepaskan pelukannya itu dan menghapus jejak air mata di pipinya.

"Ma-maafin lesya yaa pahh, mahh". Lirih Alesya pada kedua orang tuanya saat ini.

Ana dan surya mengangguk pelan di sertai ukiran senyuman yang terbentuk di bibir mereka.

Surya mangalihkan pandangannya ke arah Alvin yang sedari tadi berdiri di ambang pintu.

Merasa ayahnya seperti bertanya, Alesya langsung membalikkan badan ke arah Alvin.

"Heh kadah ijo! Lo gamao masuk?".

Alvin tersentak saat Alesya memanggilnya dengan sebutan aneh itu.

Ana yang sudah mengetahui itu hanya terkekeh pelan.

Alesya-Alvino [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang