Rencana tuhan yang terbaik
Happy reading!!
❤
-●●●-
"Jadi kenapa Alesya belum di bawa ke Amrik?". Tanya Alvin yang duduk di depan Ardhi.
"Alesya gajadi di bawa kesana". Jawab nya yang tentu saja membuat Alvin bingung dan mengerut kan dahi nya.
"Dokter dari Amrik yang bakal kesini vin. Bokap sama nyokap ga tega harus bawa Alesya kesana. Ekspresi nya jadi kosong terus".
Alvin sedikit terkejut. Tapi ia berusaha menetralkan ekspresi wajah nya. Hati nya merasa sangat senang. Ia berusaha menahan senyum bahagia nya.
Kedua laki laki yang saat ini sedang berada di kantin rumah sakit pun memutuskan untuk kembali ke ruang rawat Alesya.
Saat Alvin dan Ardhi tengah menyusuri koridor, Alvin seperti melihat seorang laki laki yang ia kenali. Alvin menyipit kan mata nya untuk memperjelas penglihatannya.
"Kenapa vin?". Tanya Ardhi yang bingung dengan tingkah Alvin.
"Eh, engga bang". Alvin mengulum bibir nya sendiri dan kemudian melirik ke Ardhi yang berada di samping nya.
"Bang, lo duluan deh. Gue mau ke toilet bentar". Ucap Alvin yang kemudian Di balas anggukan oleh Ardhi.
Setelah Ardhi melenggang jauh, Alvin mendekati sosok laki laki yang tadi ia lihat.
Dan benar saja, sosok laki laki itu adalah Rangga. Tapi, untuk apa dia disini?.
Alvin tidak bersuara. Ia berdiri tepat di samping Rangga yang tengah menghadap taman dengan tatapan kosong. Tubuh nya bersandar di tiang tembok rumah sakit.
Sadar dengan kehadiran Alvin, Rangga tersentak dan memaksakan senyum nya.
"Lo,ngapain di sini?".
Rangga tidak menoleh sedikit pun ke arah Alvin. Laki laki itu mengusap wajah nya dan menundukkan kepala nya.
"Tania drop udah berapa hari ini".
Alvin mengangguk kan kepala nya. Tapi mau bagaimana lagi? Ia benar benar tidak perduli setelah apa yang di lakukan Tania terdahap diri nya dan Alesya.
"Vin, lo gamau jenguk ade gue?". Ujar Rangga yang kini menatap wajah Alvin.
Alvin menghela napas nya dan kemudian menatap Rangga juga. "Ekhm sory ya bro. Gue ada urusan. Biaya rumah sakit berapa bilang aja sama gue". Jawab Alvin mengalihkan pembicaraan kemudian menepuk bahu Rangga.
Setelah itu, Alvin meninggalkan Rangga yang sudah di landa kebingungan oleh perubahan sikap Alvin.
Sesampai nya di dalam ruang rawat Alesya, Alvin melihat gadis nya tengah tertidur pulas. Sebenarnya, ia sangat ingin sekali mengobrol lebih lama dengan Alesya. Tapi apa boleh buat jika Alesya dalam kondisi seperti ini.
Citt...
Alvin dan Ardhi menoleh ke ambang pintu. Di sana sudah ada Riko Rafel dan juga Arles. Mereka bertiga memang merencanakan untuk menjenguk Alesya hari ini.
Ketiga laki laki itu masuk beriringan dengan membawa plastik putih yang berisikan buah buahan.
"Gimana vin Alesya?". Tanya Rafel sambil meletakkan bawaanya di meja.
"Ya gini. Selesei koma dia harus tetep dapet perawatan. Trapi salah satu nya".
Rafel Riko dan Juga Arles melirik ke arah Ardhi yang tengah duduk di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesya-Alvino [Completed]✔️
Teen FictionDua remaja yang memiliki sifat sangat berbanding terbalik. Sifat menyebalkan dan sifat dingin akan di persatukan di kisah ini. Karna tidak selama nya es batu akan tetap membeku.