07.

32.7K 2.2K 253
                                    


Heyoo!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

  -07-

  Kok bisa jadi kayak gini si anjir?- Farrel

Dua bulan sudah berakhirnya hubungan Farrel dan Dara. Beberapa anak masih mengejek Dara yang notabennya menjadi mantan Farrel apalagi di tambah dengan kabar Dara yang hanya dijadikan bahan taruhan oleh Farrel.

Dara tak pernah marah atau pun membalas ucapan orang-orang. Mereka tak tau apa saja yang telah Dara alami. Mereka hanya bisa menilai dari sudut pandang mereka saja.

"Dar, are you okay?" Tanya Vina yang berstatus sahabat Dara.

"I'm okay, emang kenapa sih? Dara keliatan lagi gak baik-baik aja ya?" Tanya Dara bingung.

"Engga, gua khawatir aja kalau lu kenapa napa pas denger ucapan mereka tentang lu sama si bangsat Farrel. Padahal ini udah lebih dari sebulan loh tapi mereka tetep aja nyinyir, heran gua" ucap Vina gemas.

"Udah biasa kali Vin, Dara gak masalah kok. Mereka berhak berasumsi semau mereka . Dara gak mau ambil pusing"

Kini Vina dan Dara sedang berjalan di lorong kelas mereka, kedua sahabat itu hendak pergi ke kantin karena memang sudah jam nya istirahat. Sedangkan Nia masih ada urusan dengan guru matematika, dan meminta Dara dan Vina pergi ke kantin lebih dulu.

Dara melihat Farrel yang sedang duduk di salah satu bangku yang ada di kantin, lelaki itu nampak tertawa lepas bersama teman-temannya. Seakan tak ada beban, beda dengan raut wajah Dara yang tiba-tiba berubah menjadi pias, ia teringat sesuatu. Dara terbengong dan bergelut dengan pikirannya sendiri, haruskan ia menemui Farrel? Tapi, ia masih takut.

"Dar, lu kenapa dah? Kok berhenti sih?" Vina mencolek lengan Dara agar gadis itu tersadar dari lemunan nya.

"Eh?" Ucap Dara linglung.

"Ni anak kaga bener pasti" Vina menggelengkan kepalanya.

"Ih apaan sih!" Dara memukul pelan bahu Vina

"Eh pesen makanan kuy, keburu bel ini" seru Vina sambil menarik tangan Dara agar mengikutinya.

"Lu duduk sini, biar gua yang pesen. Kalau lu yang pesen bisa jadi besok baru dapet makan nih perut, lelet si!"

"Lu mau pesen apaan?"

"Emm? Apa ya?" Tanya Dara balik.

Vina memanyunkan bibirnya, Dara selalu saja seperti ini, kan nyebelin.

"ah banyak mikir lu. Makan apa aja yang gua pesenin pokoknya!" Ucap Vina tak terbantahkan.

Dara menganggukkan kepalanya, lalu ia mengalihkan pandangannya menatap Farrel  yang ada di meja yang terletak beberapa meter darinya.

Dara melihat jika Farrel bangun dan meninggalkan teman-temannya. Dengan gerak cepat Dara mengikuti Farrel dari belakang.

Dara menarik tangan Farrel sebelum lelaki itu masuk kedalam toilet. Farrel terkejut dan langsung membalikkan badannya.

"Lu?" Farrel menatap bingung Dara, apa yang Dara  lakukan di toilet cowok.

"Lu ngapain disini? Mau ngintip cowok-cowok?" Ucap Farrel sarkas.

"Bukan" ucap Dara gelagapan, enak saja ia di bilang mau ngintip.

"Terus ngapain disini?"

"Dara mau ngomong sama Farrel, bisa?"

"Ini juga namanya lagi ngomong"

Dara menghela napasnya pelan, tapi bener sih.

Merasa tak ada yang penting, Farrel berbalik dan hendak memasuki toilet. Namun sekali lagi tangannya di tarik oleh Dara.

"Apaan sih anjir?" Kesal Farrel.

"Ini"

Farrel dengan ogah menerima barang yang diberikan oleh Dara, lalu ia membulatkan matanya terkejut.

"Gila!" Umpat Farrel.

Farrel menarik paksa tangan Dara agar mengikutinya, membawa gadis itu ke tempat yang paling sepi di sekolah mereka.

"Ini maksudnya apaan? Gila! Kok bisa si anjir?" Ucap Farrel tak percaya.

"Dara gak tau" cicit Dara pelan.

Farrel mengusap wajahnya pelan, ia salah bertanya. Tentu saja Dara akan menjawab seperti itu, gadis ini terlalu polos.

"Bangsat!" Umpat Farrel sekali lagi.

Farrel menatap Dara yang sedang menunduk sambil meremas jarinya sendiri.

"Kapan lu tau?"

"Lima hari yang lalu" Dara masih menunduk tak berani menatap Farrel.

"Bangsat! Kok lu baru bilang sekarang si anjing? Goblok!" Jika saja Dara adalah laki-laki mungkin bogeman mentah sudah mendarat dengan mulus di pipi Dara.

"Dara takut" terdengar isakan kecil dari bibir Dara, ia tak suka mendengar umpatan kasar Farrel. Itu sangat memekakan telinganya.

Farrel mencoba meredakan emosinya, lalu mondar mandir tak jelas, berharap jika ia bisa menemukan solusi untuk masalah ini.

Farrel kembali menatap wajah lugu Dara, hatinya terenyuh saat melihat buliran bening jatuh dari mata gadis itu. Ia menghela napasnya. Ia di beri julukan si Rimba karena tak kenal takut, Farrel menganggukkan kepalanya.

"Gua bakal tanggung jawab atas kehamilan lu"

"Apapun yang terjadi, lu tenang aja."

Farrel menarik tubuh kecil Dara agar bisa ia peluk.

"Pergi ke kelas sekarang, bel udah bunyi" Farrel melepaskan pelukannya dan menghapus jejak air mata Dara dengan ibu jarinya. Dara menganggukkan kepalanya dan meninggalkan Farrel.

Farrel menatap tespack yang diberikan oleh Dara tadi, positif!.
Farrel menjambak rambutnya kesal, seharusnya ini tak terjadi.
Brengsek!.

"Dara hamil" gumam Farrel sekali lagi.

"Gila, gua buntingin anak orang" Farrel menggelengkan kepalanya tidak percaya.

Bersambung...

Salam sayang,

Auto pencinta rebahan💙

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang