12

28.1K 1.9K 43
                                    


Heyoo!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

-12-

Farrel memacu motornya seperti orang kesetanan, yang ada di pikirannya adalah segera menemui Dara.

Farrel mengerem motornya dengan cepat saat menemukan seseorang menghadang jalannya, untung saja ia bisa mengendalikan diri dan motornya.

"Bangsat!" Umpat Farrel.

"Minggir! Lu mau mati hah!" Bentak Farrel emosi.

"Minggir! Kalau mau mati jangan disini, ngeribetin gua aja lu. Pergi sana!" Bentak Farrel sekali lagi.

Orang itu masih tetap terdiam di posisinya, berdiri menghadang Farrel dengan wajah tertunduk.

"Ah sial!" Farrel memundurkan motornya hendak mencari sela agar bisa melewati wanita gila itu.

"Tunggu" ucapnya membuat Farrel berdecak pelan.

"Apalagi sih? Minggir lu, gua buru buru." Ucap Farrel.

"Bantuin gua, please." Ucapnya penuh permohonan membuat Farrel muak.

"Gua bilang minggir! Lu kalau mau cari bantuan sama orang lain aja, jangan sama gua!"

"Please, bantu gua. Nanti gua ketangkep sama pengawal bokap gua, gua gak mau" ucapnya ngeyel membuat Farrel jengah.

"Gua gak bisa, jangan buat gua bertindak kasar sama lu." Desis Farrel membuat wanita itu tersenyum sinis.

"Lu yakin mau bertindak kasar sama gua? Cewek secantik gua?"

Farrel mencengkram stang motornya, ingin sekali dia menggampar wajah wanita di depannya ini.

Farrel membuka helm nya, yang langsung membuat wanita tadi tertegun.

"Lu ngeyel, dan gua gak suka! Sekarang muka cantik lu ini bakal gua remukin." Desis Farrel sambil mencekram rahang wanita itu.

"Sakit, sakit!" Ucapnya.

Suasana di jalan cukup sepi, hingga tak ada yang bisa membantu wanita malang itu dari amukan Farrel.

"Sakit? Gua udah bilang minggir! Tapi lu ngeyel, sekarang lu minggir dari hadapan gua. Gua gak peduli lu cewek atau cowok, kalau masih main main sama gua. Lu berakhir di tangan gua" desis Farrel.

Wanita itu langsung minggir, tak mau menghalangi jalan Farrel lagi. Merasa mendapatkan jalan, Farrel melajukan motornya sekencang mungkin.

Wanita itu mengusap rahangnya pelan, menatap kepergian Farrel.

"Nona Maya!" Teriak seseorang berjas hitam.

"Duh kan!" Ucapnya malas saat orang berjas hitam itu mendekatinya.

"Nona baik baik saja?"

"Lu liat aja sendiri gua gimana? Gua mau pulang!" Ucap Maya sarkas.

"Menarik juga, gua bakal taklukin tuh orang. Siapa sih yang bisa nolak Maya Derindra? Cuma orang bodoh yang lakuin itu" gumam Maya sambil tersenyum misterius.

"Oh ya, suruh juga si Helti buat nyiapin perawatan gua di rumah. Pas gua nyampe rumah semua udah siap" ucap Maya sambil masuk ke dalam mobil mahal nya dengan angkuh.

"Duh, kaki gua jadi lecet kan! Demi pencitraan. Cih, kaki gua yang perawatannya mahal!" Rengek Maya melihat kakinya yang lecet akibat berlarian tadi.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang