02.

52.7K 3.5K 17
                                    

Heyoo!!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

-02-

Seseorang tengah mengetuk pintu rumah, menunggu penghuni di dalamnya untuk keluar. menunggu dengan gelisah, sesekali berdecak pelan karena tak kunjung di bukakan pintu, setelah menunggu beberapa menit akhirnya sang pemilik rumah membukakan pintu.

Dara terpekik kaget saat ada seseorang yang memeluknya, lebih tepatnya jatuh menabrak tubuhnya untung saja Dara tidak jatuh karenanya.

"Farrel" ucap Dara.

Dara baru menyadari orang yang ada di pelukannya ini adalah kekasihnya, Farrel.

Farrel tidak menjawab, dia terdiam karena menahan rasa sakit yang amat sangat dirasakannya. Dara sangat terkejut saat melihat tubuh Farrel bersimbah dengan darah, baju seragam sekolahnya yang berwarna putih berubah warna karena darah Farrel.

Dara membawa Farrel masuk saat sadar jika tubuhnya tidak bisa menahan bobot tubuh Farrel lebih lama lagi, sedangkan Farrel sudah lemas setengah sadar berada di pelukan Dara.

"Farrel kenapa bisa kayak gini?"
Dara mendudukkan Farrel di sopa, untung saja
bunda dan ayahnya tidak ada di rumah, jika mereka melihat Farrel dengan keadaan seperti ini, Dara tidak tau apa yang akan mereka pikirkan.

Farrel tidak merespon pertanyaan Dara, dia lebih memilih menelusupkan wajahnya di ceruk leher Dara agar meringankan rasa sakit di tubuhnya.

Dara terdiam atas perilaku Farrel terhadapnya, jantungnya berpacu lebih cepat.

Dara bingung harus berbuat apa, lalu Dara memilih untuk mencari kotak obat, Dara menyenderkan Farrel agar laki laki itu tidak jatuh tersungkur karena keadaannya yang sangat lemas.

Dara menatap khawatir keadaan Farrel, dengan segera ia mengambil kotak obat di kamarnya.

Dara datang membawa kotak obat, lalu Dara duduk di samping Farrel. Farrel menyadari kedatangan Dara pun langsung menubruk tubuh gadis itu, Dara kaget dengan perlakuan Farrel, tak mau memikirkan hatinya yang bergedup kencang ia lebih mementingkan keadaan Farrel, lalu Dara menatap tubuh Farrel yang ada di dekapannya. Meneliti dimana sumber dari darah yang merembes menembus seragam Farrel.

Dara mengelus kepala Farrel saat merasakan tangan Farrel meremas bajunya, berharap jika yang dilakukannya dapat meringankan rasa sakit kekasihnya.

Dara bingung harus bagaimana, Dara memutuskan untuk membuka seragam Farrel untuk memudahkannya untuk membersihkan luka Farrel.

Dara sedikit kesusahan untuk membuka kancing seragam Farrel, mengingat keadaan Farrel yang tengah memeluknya.
Dengan susah payah, akhirnya Dara bisa membuka seragam Farrel. Bisa Dara lihat bagaimana tubuh tegap Farrel yang selama ini selalu tertutupi baju.

Dara melepaskan pelukan Farrel agar memudahkan dirinya mengobati Farrel.
Farrel tidak melawan saat Dara mulai mengobati lukanya, dia sedikit merintih saat Dara menekan lukanya.

"Kok bisa kayak gini? Ini kenapa? Luka dari mana?" Pertanyaan bertubi tubi keluar dari bibir Dara saat melihat banyaknya luka di tubuh Farrel.

Tidak mendapatkan balasan dari Farrel, Dara menghela napas pelan mencoba untuk tidak menumpahkan air matanya, bagaimana bisa Dara kuat melihat kekasihnya sedang merintih kesakitan karena menahan luka di tubuhnya.

Dara mengobati luka di bagian dada dan perut Farrel, mengobati dengan pelan agar tidak menyakiti Farrel. Dara bisa melihat jelas perut kotak Farrel. Perut kotak yang tidak terlalu berlebihan cocok untuk anak remaja yang senang berolahraga.

Dara beralih mengecek tubuh bagian belakang, ia terkesiap saat melihat tatto di punggung Farrel. Tidak besar namun Dara bisa melihat dengan jelas tatto tersebut. Bagaimana bisa seorang pelajar memilik tatto di tubuhnya? Ah Dara lupa jika kekasihnya ini bukan laki laki alim, dia lebih dari itu.

Dara meneliti dengan baik tatto yang dimilik Farrel "Rimba". Dara mengernyit heran apa maksud dari tatto milik Farrel? Dara akan menanyakannya nanti.

Setelah selesai mengobati luka Farrel, Dara menepuk pelan pipi Farrel agar laki laki itu sadar. Farrel membuka matanya dan melihat Dara. Farrel dapat melihat jelas raut khawatir yang sangat amat ketara di wajah Dara. Bagaimana mungkin dia menyakiti gadis sebaik Dara? Pikirnya.

"Sekarang mending Farrel istirahat ya" ucap Dara.

Farrel hanya diam tak bergeming, membuat Dara mengambil keputusan sendiri.

Dara mencoba menuntun Farrel menuju kamarnya agar Farrel bisa beristirahat. Dara membantu Farrel untuk menaiki anak tangga.

Setelah sampai di depan kamarnya, Dara membuka pintu kamarnya. Mengajak Farrel masuk ke dalam.

Dara menidurkan Farrel di kasur kesayangannya, Dara memiringkan tubuh Farrel agar Farrel tidak menekan luka di tubuhnya. Menyelimuti Farrel sampai sebatas dada.

Dara menatap lekat wajah Farrel, terlihat damai dan sangat polos. Mata yang selalu menatapnya tajam kini tertutup indah, bibir yang selalu membentaknya kini berisi luka kecil. Dara mengelus rambut Farrel agar lelaki itu nyaman dalam tidurnya. Dara tersenyum kecil, Farrel sangat tampan jika seperti ini, tidak ada tampang seram di wajahnya. Dara benar-benar berharap Farrel akan bersikap lebih manis padanya. Setidaknya, laki-laki itu bisa menghargainya sebagai kekasihnya.

"Cepat sembuh Farrel"

Bersambung.....

Salam sayang,

Auto pencinta rebahan💙

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang