43

13.8K 812 66
                                    

Heyooo!!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

Stay safe ya.

Sorry for typo

Enjoy!!!

😙😙😙

Dara menatap Farrel jengah, sedangkan yang di tatap malah memberikan senyum tak bersalahnya. Farrel cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Dara menghela napasnya, lalu berkacak pinggang.

"Sekarang gimana? Udah Dara bilang kan bawa sepedanya pelan-pelan" omel Dara bak ibu yang tengah memarahi anaknya.

Dara menatap ke arah rantai sepeda yang terlepas lalu menatap ke arah Farrel yang kini juga tengah menatap rantai sepeda yang terlepas itu.

Bagaimana tidak geram, Farrel dengan sengaja membawa sepedanya ke arah jalan yang terjal membuat Dara menggerutu di belakang. Sesekali mengerem tak jelas lalu mengayuhnya kencang seperti orang gila.

"Ya elah Dar, santai aja. Masih bisa di benerin ini, rantai cuma lepas bukan putus kan" ucap Farrel lalu berjongkok mengecek keadaan sepeda tersebut.

Dara menghembuskan napasnya sekali lagi, lalu ikut berjongkok.

"Lu ngapain ikut jongkok, sana berdiri. Ini mah kecil, tinggal di otak-atik aja udah beres" larang Farrel saat melihat Dara yang ingin menyentuh rantai sepeda.

"Ini beneran bisa di benerin?" Tanya Dara.

Farrel tertawa pelan lalu menatap geli ke arah Dara.

"Lu kan punya sepeda dulu, masa kayak gini aja lu gak tau?" Tanya Farrel.

"Engga, soalnya sepeda Dara gak pernah kayak gini." Balas Dara.

Farrel menganggukkan kepalanya, lalu mencoba untuk memperbaiki sepeda yang ia sewa tadi.

"Kalau kayak gini mah kecil, beda kalau putus perlu ke bengkel. Ini cuma lepas doang, santai aja" ucap Farrel.

Dara menganggukkan kepalanya, lalu menatap Farrel yang kini tengah serius memperbaiki sepeda. Mengapa baru sekarang Farrel bersikap seperti ini di saat ia mulai menata hatinya untuk orang baru?.

Dara merasa dirinya lah yang tak tegas disini, ia bersama Fadel tapi masih membuka harapan untuk Farrel. Seharusnya ia menjauhi laki-laki ini, laki-laki yang melukai hatinya.

Ia membutuhkan waktu selama empat tahun untuk bangkit dari rasa traumanya, lalu Farrel datang sehari mampu membuat semua pertahanannya runtuh.

Seharusnya ia tak disini bersama Farrel, melainkan tengah memilih baju untuk ia pakai besok untuk bertemu ayah Fadel.

"Lu kenapa?" Tanya Farrel membuat Dara tersentak pelan.

"Ah? Enggak, udah selesai?" Tanya Dara.

Farrel menganggukkan kepalanya lalu berdiri yang di ikuti oleh Dara.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang