21

21K 1.4K 98
                                    

Heyoo!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

-21-




Jangan terlalu percaya kepada seseorang, karena setiap orang berpotensi untuk mengecewakan.
Tidak seorang pun, bahkan dirimu sendiri!
_Dara

🧑🧑🧑

Dara berdiri sambil meremas jarinya, menatap ke bawah. Nampaknya lantai lebih menarik dari empat laki-laki yang ada di depannya ini. Terdengar helaan napas dari mereka berempat yang melihat tingkah Dara.

"Lu di apain aja sama Kevin tadi? Dia nanya apaan aja?" Tanya Reza sambil menatap Dara yang masih saja menunduk.

"Angkat kepala lu, nanti mahkotanya jatuh" cicit Dika yang membuat Adit menyentak kepala kesal.

"Diem deh lu, ini kita lagi intreogasi. Biar serem keliatanya, kayak di tipi-tipi gitu" ucap Adit membuat Dika terkekeh pelan.

"Bukannya kalian udah serem ya? Gua aja ngeri liat kalian" balas Dika lagi membuat ketiga temannya menatapnya tajam.

"Selow dong selow, ngapain natap gua kayak gitu? Jangan-jangan lu pada naksir sama gua ya?" Pekik Dika heboh membuat Bendi memijat pangkal hidungnya lelah dengan tingkah absurd Dika.

"Lu ngomong sekali lagi, gua telen nih" ucap Reza garang membuat Dika tertawa pelan.

"Lu gak liat apa, si Dara udah kayak anak kecil yang ketauan pipis di celana. Gak usah kayak gitu kenapa sih? Lu pada bikin dia takut" ucap Dika yang membuat mereka bertiga menoleh ke arah Dara.

"Ekhem" Bendi berdehem untuk menetralkan suaranya. Mereka kini berada di dalam apartemen milik Farrel yang dimana hanya ada mereka berempat dan juga Dara.

Setelah mereka masuk tadi, mereka langsung berjajar di depan Dara yang membuat perempuan itu gugup setengah mati. Bukan apa-apa, tapi setelah Dara menjadi bagian dari Farrel secara tidak langsung Dara juga sudah menjadi bagian dari mereka. Mereka berempat akan menjaga Dara layaknya menjaga adik, mereka menetapkan hal ini tanpa sepengetahuan Farrel. Jika mengatakannya pada lelaki itu pun, kiranya tak akan di perdulikan. Jadi biarlah Farrel tak tau.

Alasannya bukan saja karena Dara bagian dari Farrel sekarang, tapi mereka juga sangat was-was karena Dara yang entah terlalu polos atau bodoh ini bisa saja di manfaatkan oleh musuh-musuh mereka. Well, mereka berlima berasal dari lingkungan yang sama, bertahan hidup dengan cara yang sama. Jadi, Dara sangat perlu untuk mereka lindungi. Setidaknya mereka masih punya hati dan juga rasa iba, beda dengan Farrel yang entah memiliki hal tersebut atau tidak. Sejauh mengenal Farrel, laki-laki itu sering berubah-ubah membuat mereka tak tau pasti mana sifat Farrel yang asli.

"Lu di apain aja sama Kevin? Dia gak nyakitin lu kan?"  Tanya Reza.

"Eng-enggak, Dara gak di apa-apin kok sama dia. Tapi kok kalian ada disana? Bolos ya?" Tuduh Dara sambil menunjuk mereka berempat.

"Dih, fitnah! Kita mah anak baek-baek ya kan Za" ucap Adit yang di angguki oleh Reza.

"Tapi kok kalian ada disitu?"

"Ada deh, kepo aja lu" jawab Bendi membuat Dara mengerucutkan bibirnya sebal.

"Kalian mau nungguin Farrel pulang dulu atau mau gimana?" Tanya Dara.

"Ya mau disini dulu lah" ucap Adit sambil melompat menduduki sofa.

"Heh, sampe aja tuh sofa rusak gegara lu, kelar hidup lu di tangan Farrel" ucap Dika memperingati membuat Adit langsung mengelus dengan sayang sofa yang baru saja ia duduki, lalu meringis pelan menatap ketiga sahabatnya.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang