50

16.4K 880 77
                                    

Heyoo!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

Stay safe!

Sorry for typo!

Enjoy!!

💔💔💔

Dara membekap mulutnya saat Fadel keluar dari kamarnya hanya dengan celana pendek. Fadel mendekati Dara yang berjalan mundur sambil menatap takut ke arah Fadel.

"Hei, aku bisa jelasin sayang" ucap Fadel mencoba untuk menenangkan Dara yang terlihat jelas bahwa wanita itu sangat ketakutan.

Dara menggelengkan kepalanya, menatap takut ke arah Fadel yang makin mendekati dirinya.

"Berhenti disitu" ucap Dara membuat Fadel menghentikan langkahnya. Dara begitu takut saat sadar dirinya sudah tidak ada celah untuk mundur. Sial, mengapa ada sofa disini.

"Dara, aku bisa jelasin. Biarin aku jelasin, ini semua gak seperti yang kamu pikirin" ucap Fadel sambil melangkah maju.

"Berhenti kak, Dara bilang berhenti disitu!" Teriak Dara membuat Fadel mengeratkan rahangnya marah.

Tubuh Dara bergetar takut saat pertamakali melihat sorot mata tajam Fadel untuknya. Tatapannya tertuju pada tangan Fadel yang kini tengah mengepal kuat dengan sesuatu di genggaman laki-laki itu.

Paku, Fadel menggenggam erat paku berwarna emas yang berukuran telunjuk orang dewasa itu, bukan itu yang membuatnya takut tapi darah yang masih berada di ujung paku itu yang membuat Dara takut.

Fadel menyadari tatapan Dara, membuat ia dengan segera melepaskan paku yang ia genggam itu ke lantai. Mengelap tangannya yang bersimbah darah ke celana pendek yang ia gunakan.

"Lihat Dar, tangan aku udah bersih. Kamu gak perlu takut lagi" ucap Fadel sambil menunjukan tangannya.

"Kamu jangan takut sama aku, itu bikin aku sedih Dar" ucap Fadel sambil menunduk.

"Sini, aku mau peluk kamu" ucap Fadel lagi sambil mendekati Dara.

"Enggak, berhenti kak" ucap Dara mulai panik saat Fadel tak mengindahkan ucapannya. Dara terisak pelan saat Fadel makin dekat ke arahnya, Dara bahkan bisa mencium bau anyir dari bekas darah yang menempel di celana pendek yang Fadel kenakan sekarang.

"Hei, kamu kenapa nangis. Aku gak bakal nyakitin kamu" ucap Fadel sambil mengusap air mata Dara dengan ibu jarinya.

Dara bergetar, menggelengkan kepalanya saat tangan Fadel menyentuh wajahnya. Bau anyir makin menyeruak indera penciumannya saat Fadel mengusap wajahnya dengan tangan yang tadinya penuh darah.

"Kamu cantik Dar" gumam Fadel sambil mengamati wajah Dara.

"Mata kamu" tangannya naik mengusap kelopak mata Dara.

"Hidung kamu" tangannya turun ke pangkal hidung Dara, tersenyum manis sampai matanya menyipit.

"Bibi-" Fadel menatap tajam ke arah Dara yang menahan tangannya untuk menyentuh bibir wanita itu.

Fadel terhuyung ke belakang saat Dara mendorongnya ke belakang. Rahangnya mengetat saat Dara menatapnya penuh kebencian.

Brakk!!!

Fadel menendang sofa yang berada di sampingnya dengan kencang membuat Dara terjengkit takut. Dara menatap waspada ke arah Fadel.

"Dasar gila!" Umpat Dara membuat Fadel memiringkan wajahnya, tersenyum manis lalu terkekeh.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang