47

14.8K 932 52
                                    

Heyooo!!!

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

Sorry for typo!

Stay safe ya!!

Enjoy!!!






"Gua gak tau amal baik apa yang pernah gua lakuin di kehidupan gua yang dulu sampai-sampai gua bisa dapetin lu sekarang".

______Part Sebelumnya_____


"Udah ya, jangan nangis lagi." Farrel membawa Dara ke dalam dekapannya. Ia mengelus lembut rambut panjang Dara.

"Gua mau lihat Dara yang dulu, Dara yang ceria. Gua baik-baik aja, semua baik-baik aja."

"Kita selesaikan semua secara bertahap. Asal tetap bersama, gua yakin semua akan selesai pada waktu yang tepat dengan akhir yang seharusnya"

Dara menganggukkan kepalanya di dalam dekapan Farrel, ia memeluk erat laki-laki yang sekarang menjadi tempat bersandarnya.

"Gua anter lu pulang, udah malem udara disini dingin. Gua gak mau lu sakit" ucap Farrel sambil melepaskan pelukan mereka.

"Dara gak mau pulang" tolak Dara sambil menjauhkan dirinya. Dara menggelengkan kepalanya, ia mengusap pipinya yang di basahi air mata.

"Dara gak mau pulang sekarang, Dara gak mau" tegasnya sambil menghentakkan kakinya.

"Kenapa lu gak mau pulang sih, bokap lu pasti bakal marah" Farrel memijat pelipisnya pelan, bingung dengan tingkah Dara yang tiba-tiba saja cepat berubah.

"Ayah gak bakal marah, ayah pasti lagi marahan sama bunda. Dara gak mau pulang, Dara mau sama Farrel aja" ucap Dara yang membuat Farrel melongo.

"Sama gua?" Tanya Farrel memastikan, Dara menganggukkan kepalanya polos membuat Farrel menggaruk kepalanya.

"Ya udah" ucap Farrel pura-pura pasrah padahal di hatinya senang bukan main.

"Main kuda-kudaan" gumam Farrel yang masih di dengar oleh Dara.

"Apa?" Tanya Dara yang langsung membuat Farrel kikuk.

"Anu itu, gua mau nonton olahraga pacuan kuda nanti" ucap Farrel asal yang di anggukki oleh Dara.

"Nih pakek" ucap Farrel sambil melepaskan jaketnya lalu menyampirkan nya di pundak Dara.

"Gua gak tau kalau lu bakal dandan cantik cuma buat ketemu si sialan Fadel itu" celetuk Farrel.

"Jangan mulai deh" keluh Dara.

"Iya, iya."

Farrel mengamit tangan Dara, mengajaknya berjalan beriringan menuju tempat dimana ia menginap.

Mereka berjalan dengan tangan yang saling berpegangan, sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Dara mendongak menatap Farrel yang sekarang makin tampan, rahang kokoh, dengan hidungnya yang memang mancung sejak dulu.

"Farrel kasih Dara apa sih?" Ucap Dara tiba-tiba memecah keheningan.

Farrel mengerutkan keningnya, menatap Dara dengan alis yang terangkat satu.

"Dara butuh empat tahun untuk belajar melupakan Farrel, tapi Farrel cuma butuh waktu beberapa hari bisa bikin Dara kembali lagi"

"Farrel make pelet ya?" Tuduh Dara.

"Dih, apaan pelet. Gak ada sejarahnya gua make pelet. Gua emang tampan rupawan sejak dulu, siapa yang bakal nolak pesona gua?".

"Secara gua laki-laki tertampan yang pernah ada, lu inget dulu waktu SMA. Gua bahkan gak pernah ngejar cewek, malahan cewek yang ngejar gua duluan. Lu contohnya" ucap Farrel. Dara menatap dengan terkejut Farrel.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang