52

14.7K 876 72
                                    

Heyooo!!!

Update  lagi muehehee.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

Stay safe!!!

Sorry for typo!!

Enjoy!

_____________

Farrel menggelengkan kepalannya saat melihat Dara yang kini tengah mengatur kamera untuk merekam kegiatan mereka berdua di taman yang biasa Dara kunjungi. Sejak pagi, Dara tidak mau berjauhan darinya. Bahkan untuk di kamar mandi saja, ia harus bersuara agar Dara yakin jika dirinya masih berada di ruangan yang sama dengan wanita itu.

Farrel tau ini berlebihan, tapi ia tidak menolak. Dia tau bagaimana perasaan Dara, wanita itu terlalu takut kehilangan untuk kesekian kalinya.

Karena besok dirinya harus pulang, jadi ia memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama Dara. Seperti yang Dara inginkan, mereka harus membuat banyak kenangan agar bisa Dara lihat disaat dirinya merasa rindu.

"Udah?" Tanya Farrel sambil mendekati Dara.

"Udah Farrel" Ucap Dara sambil tersenyum senang.

"Kita harus ngapain?" Tanya Farrel kikuk membuat Dara mengerutkan keningnya.

"Dara juga gak tau, tapi mau ngapain aja Dara mau asal itu sama Farrel" ucap Dara tulus membuat Farrel tersenyum tipis.

"Duduk dulu" ajak Farrel yang langsung di ikuti oleh Dara.

"Lu yakin mau ngerekam semua kegiatan kita hari ini? Gimana kalau memorinya full?" Tanya Farrel sambil menatap kamera yang sedang merekam mereka.

"Yakin, karena setiap detik sama Farrel harus Dara simpen. Gak papa kalau memori penuh, asal penuhnya isinya Dara sama Farrel" jawab Dara.

"Lagi pula, memori bisa di beli. Kenangannya enggak. Dara gak tau kita bakal ketemu kapan, mengingat kalau kerjaan Farrel yang numpuk dengan Dara yang harus ngerjain tugas kampus" lirih Dara.

"Dara gak tau dapet keberanian ini dari mana, Dara tau Farrel pasti bakal bilang Dara lebay atau sejenisnya."

"Tapi Dara mau bilang sama Farrel, disini" Dara menyentuh keningnya.

"Dan disini" ucapnya sambil memegang dada sebelah kirinya.

"Hanya ada Farrel, Dara gak bisa ngelupain Farrel dulu atau pun saat ini"

"Dari semua yang udah terjadi, jujur Dara pernah nyalahin Farrel atas semuanya." Dara melirik sekilas ke arah Farrel, melihat bagaimana ekspresi laki-laki itu.

"Tapi terlepas dari itu, Dara bersyukur."

"Bersyukur karena di perjuangkan oleh laki-laki seperti Farrel, membuat Dara merasa kalau Dara adalah wanita paling beruntung di dunia ini"

"Maaf atas kelalaian Dara di masa lalu, andai Dara gak keluar tanpa izin dulu ke Farrel mungkin kita gak akan berada di situasi sulit ini".

"Andai dulu Dara dengerin ucapan Farrel, mungkin kita gak akan berpisah untuk waktu yang lama."

"Maaf, Dara egois karena mementingkan diri dan perasaan Dara tanpa mikirin gimana perasaan Farrel"

Farrel menghela napasnya saat keadaan menjadi canggung. Dilihatnya Dara yang menunduk sambil meremas tangannya.

"Itu semua hanya andai yang gak bisa di ulang Dar. Semua udah terjadi, kalau pun semua itu gak terjadi gua gak yakin semua akan berjalan dengan baik"

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang