16

27.4K 1.6K 28
                                    

Warning!!👀

Part ini mengandung sedikit yang hot-hot. Gak se hot itu sih. Karena belum saatnya.

Buat kalian  yang masih sangat polos dan lugu. Kalian boleh skip part ini.
Aku gak mau ya di kejar sama emak kalian karena anaknya udah gak polos karena baca work aku ini.🤭

17+

-16-

Farrel melesatkan motornya menuju apartemennya, sebenarnya ia tadi berniat untuk menginap di hotel atau di rumah temannya saja. Tapi karena mengingat Dara yang baru saja menyesuaikan diri di lingkungan apartemennya pun memaksa Farrel untuk ke sana. Farrel melihat gedung yang menjadi tempat tinggalnya selama ini, tapi tempat itu sekarang tak ia huni seorang diri tapi bersama seorang wanita, bahkan wanita itu adalah istrinya.
Farrel menghela napas kasar, ia benci berpikiran rumit.

Setelah memarkirkan motornya di di parkiran, ia langsung menaiki lift dan menekan tombol 5 untuk menghantarkannya menuju lantai apartemennya. Farrel melirik jam tangannya, ia menghembuskan napasnya
jam sudah menunjukan pukul 3 dini hari.
Farrel memandang ke depan saat pintu lift sudah terbuka nampak sepi dan dengan langkah santai ia melangkahkan kakinya, memasukan pin apartemennya dengan sedikit tergesa-gesa. Setelah pintu apartemen terbuka, Farrel melepas jaket nya dan melemparkannya ke arah sofa. Tangannya menyisir rambutnya yang sedikit basah karena keringatnya. Kakinya menyusuri lantai apartemennya, membuka pintu kamar dengan perlahan.

"Farrel" ucap Dara saat pintu terbuka dan menampilkan tubuh Farrel.

Farrel mengernyitkan keningnya, menatap Dara dengan tatapan tajamnya.

"Lu gak tidur?" Tanya Farrel sambil melepaskan sepatunya.

"Udah, tapi Dara kebangun" jawabnya membuat Farrel mengernyitkan keningnya.

"Lu mimpi buruk?"

Dara menggelengkan kepalanya, lalu menegakkan tubuhnya menatap Farrel yang mengambil handuknya.

"Dara ngerasa gak tenang"

Farrel tidak menghiraukan ucapan Dara tapi langsung melengos menuju kamar mandi. Dara menatap punggung Farrel yang mulai tertelan oleh pintu kamar mandi. Ia menghela napasnya pelan.

Dara mendengar suara gemercik air dari kamar mandi, membuat ia sedikit khawatir. Mengapa Farrel mandi se pagi ini? Bukan apa-apa, ia hanya takut jika Farrel jatuh sakit.

Dara kembali merebahkan dirinya, menutup matanya rapat-rapat berharap jika ia bisa tertidur lagi. Tapi matanya menolak, ia merasa tak tenang. Banyak pikiran yang melintas di otaknya. Banyak pertanyaan yang muncul dan sangat ingin Dara tanyakan, dari mana saja Farrel? Apa yang ia lakukan sampai selarut ini? Siapa wanita itu? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang muncul, tapi kembali Dara sadar ia tak boleh bertanya jika Farrel tak menyuruhnya.

Dara bangkit dari tempat tidur, berdiri menghadap jendela. Menatap jalanan yang ada di bawah sana yang masih gelap dan sedikit kendaraan. Ia berpikir, apa yang harus ia lakukan nanti di pagi hari?.
Biasanya ia akan semangat untuk sekolah lalu sekarang apa yang akan ia lakukan?.

Tanpa Dara sadari Farrel telah selesai dengan aktivitasnya, ia memperhatikan Dara yang menghadap ke arah jendela. Farrel sedikit tersenyum saat menyadari Dara yang memakai piyama motif polkadot, sangat kekanakan menurutnya.

"Dara" panggil Farrel yang membuat Dara berbalik menatapnya.

"Iya?" Dara sedikit gugup karena Farrel yang hanya memakai bawahan celana pendek.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang