54

14.5K 858 271
                                    

Heyooo!!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

Stay safe!

Sorry for typo!!

Enjoy!!!

_________

Kamu harus memikirkan semua ini berulang kali agar bisa memahami.

Farrel menatap ke arah depan, terlihat Bendi dan Dika yang tengah menunggu kepulangannya. Setelah beberapa jam di dalam pesawat, akhirnya ia berada di tanah kelahirannya. Ia menghela napasnya, lalu melangkahkan kakinya menuju kedua sahabatnya itu.

Dika yang menyadari kedatangan Farrel tersenyum, lalu memeluk Farrel. Bendi menepuk bahu Farrel, mengambil tas yang ada di tangan Farrel.

"Congrats bro, akhirnya lu bisa dapetin Dara lagi, hampir aja lu jadi duda" ucap Bendi sambil terkekeh pelan.

"Sialan!" Umpat Farrel sambil mendelik menatap Bendi.

"Kalian udah bawa dua mobil kan?" Tanya Farrel yang di angguki oleh Dika.

"Mau buat apa coba Rel?" Tanya Dika sambil mengernyitkan keningnya.

"Kunci mobilnya mana?" Tanya Farrel membuat Dika mau tidak mau memberikan kunci mobilnya.

Farrel menerima kunci mobil Dika, lalu melepaskan ranselnya. Farrel melemparkannya ke arah Dika membuat laki-laki itu kesal setengah mati.

"Sialan lu Rel!"

Farrel mengabaikan ucapan Dika, ia melangkahkan kakinya pergi meninggalkan semua barang-barangnya pada Bendi dan Dika.

"Woy, lu mau kemana?" Teriak Dika tidak memperdulikan tempat yang begitu ramai.

"Bawa pulang barang-barang gua, gua ada urusan" ucap Farrel.

Bendi menggelengkan kepalanya melihat Farrel yang sudah menghilang dari penglihatannya.

"Tuh anak gak ada berubahnya, baru aja turun dari pesawat udah main nyetir mobil aja." Gumam Bendi.

"Mana mobil gua, semoga aja mobil gua baik-baik aja dah tuh" ucap Dika meringis mengingat mobilnya yang belum lunas cicilannya.

"Udah lah, noh bawa kopernya Farrel siapa tau ada oleh-oleh" ucap Bendi sambil berjalan mendahului Dika.

Dika mendengus menatap sengit ke arah Bendi, kalau bukan kawan sudah ia lawan!. Enak saja dia di suruh bawa koper dan ransel Farrel, sedangkan laki-laki itu hanya membawa tas kecil.

Farrel melajukan mobilnya melesat dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan ibu kota menuju tempat yang jauh dari kebisingan kota. Farrel mengarahkan mobilnya ke arah jalanan yang di sampingnya di penuhi pohon rindang.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya ia sampai di salah satu rumah besar dengan penjagaan yang ketat. Ia memasuki rumah besar itu dengan santai, Farrel menurunkan kaca mobilnya saat penjaga itu ingin memeriksanya. Sudah menjadi peraturan jika ada orang yang memasuki rumah ini harus di periksa dengan teliti. Farrel menyeringai saat melihat tatapan terkejut penjaga itu untuknya, dengan acuh Farrel memasukkan mobilnya tanpa di cegah oleh siapapun.

Farrel keluar dari mobilnya, menutup pintu mobil yang langsung membuat beberapa penjaga menghampirinya.

"Dimana left? " Tanya Farrel kepada salah satu penjaga.

"Tuan besar ada di ruangannya" jawab penjaga itu membuat Farrel mendengus.

"Panggilkan left" perintah Farrel membuat penjaga itu langsung undur diri dari hadapannya.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang