09.

30K 1.9K 16
                                    


Heyoo!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

-09-

"eh anjing! Bangsat!" Umpat Dika saat kalah dalam permainan yang lagi booming di kalangan anak muda yaitu pubg.

"Si Dika noob! Gila aja lu di kalahin sama Reza!" Bendi memukul pelan kepala Dika membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan.

"Sakit anjir! Dia aja yang mainnya curang. Alah, kagak terima gua. Za ulang ayo! Kagak terima gua, lu mainnya curang" ucap Dika sambil menyenggol lengan Reza yang sedari tadi fokus dengan hp nya.

"Kagak ah, lu mainnya noob! Sama yang lainnya aja lah, gua lagi main ini sama cewe" Reza menggeser duduknya menjauhi Dika yang membuat laki-laki itu mendengus kesal.

"Rel, main ayo!" Farrel menggelengkan kepalanya enggan meladeni Dika yang memang noob dalam permainan ini. Dika nya saja yang terlalu sok, padahal main aja gak bisa.

Mereka sedang membolos di kantin, karena memang tak ada guru yang mengajar membuat mereka dengan leluasa pergi ke kantin. Toh siapa juga  yang akan berani melaporkan mereka ke guru jika sudah ada Farrel bersama mereka?.

"Si Adit ngapain tuh?" Reza menyenggol lengan Farrel sambil menunjuk Adit dengan dagunya yang sedang menyendiri di pojok dengan hp yang berada di genggamannya.

"Bokep palingan" ucap Farrel acuh.

"Dih anjir! Sue tuh anak, kagak ngajak-ngajak. Gua kan juga mau liat" Reza beranjak dari duduknya menghampiri Adit.

Farrel menggelengkan kepalanya, lalu menyipitkan pandangannya menatap seseorang yang tengah berlari di lapangan.
Pandangannya menggelap saat mengetahui siapa yang tengah berlari tersebut.

"Gua cabut!" Ucap Farrel sebelum meninggalkan teman-temannya.

Berjalan dengan langkah tegapnya, mengeraskan rahangnya menahan diri agar tidak meledak.

"Dar!" Ucapan Farrel mampu membuat aktivitas Dara terhenti. Dengan peluh yang bercucuran di keningnya membasahi wajah cantiknya.

"Farrel? Kok ada disini?"

"Gua yang harusnya nanya kayak gitu, lu ngapain disini?" Ucap Farrel dengan nada tak sukanya.

"Lagi lari" Farrel menghela napasnya, benar-benar harus ekstra sabar menghadapi Dara.

"Iya gua tau, lu ngapain lari kayak gini? Sendirian lagi"

"Dara di hukum karena telat sekolah" ucap Dara sambil menunduk saat menerima tatapan tak bersahabat dari Farrel.

"Lu telat? Kok bisa? Siapa yang hukum lo?"

"Gak ada yang nganter, di hukum sama Karin." Farrel semakin mengeraskan rahangnya, menahan emosi agar tidak mengapa-apakan Dara.

"Sini, ikut gua" Farrel menarik lengan Dara dengan paksa, membuat Dara meringis kesakitan.

"Farrel lepasin, tangan Dara sakit" Farrel menghempaskan tangan Dara dengan sedikit kasar.

"Lu goblok atau gimana sih?" Bentak Farrel membuat Dara mengerjapkan matanya takut.

"Maksud Farrel apa?"

"Otak cerdas lu kemana in sih? Mikir anjir! Lu lagi hamil, kalau terjadi sesuatu sama lu gimana? Udah gua bilang, lu harus lebih hati hati"

"Lu bisa nyuruh gua buat jemput elu, jadi lu gak telat kayak gini kan" ucap Farrel penuh dengan penekanan.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang