Heyooo!!
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.
Stay safe ya!
Sorry for typo!!
Enjoy!!!!
🤟🤟🤟
Dara menatap pantulan dirinya di depan kaca, dengan balutan dress selutut berwarna pink, rambut yang di gerai ke belakang. Make up tipis yang menghiasi wajahnya, sudah siap untuk bertemu dengan ayah Fadel malam ini.
Dara duduk di tepi ranjangnya, menunggu kedatangan Fadel yang katanya akan sampai 20 menit lagi. Dara melirik ke arah hp nya yang tak ada notifikasi satu pun yang masuk.
Ia menghela napasnya, lalu mengambil hp nya. Dara mengecek pesan yang mungkin saja belum ia baca, atau panggilan yang tak terjawab. Namun nyatanya nihil tak ada satu pun yang terlewat. Biasnya akan ada notifikasi dari Farrel yang terus saja mengiriminya pesan tak jelas lalu panggilan Farrel yang baru ia angkat lalu di matikan.
Seharian ini Farrel tak menunjukkan batang hidungnya, tak ada Farrel yang selalu muncul dengan keanehannya. Entah mengapa Dara merindukan pesan atau panggilan tak jelas dari Farrel.
Ia juga sangat ragu untuk menemui ayah Fadel, merasa keputusan yang ia ambil adalah salah.
Ting!
Farrel
Pergi sama Fadel atau temuin gua di taman biasa.
Farrel
Gua tunggu 15 menit, kalau lu gak dateng gua anggap lu lebih milih Fadel.
Farrel
Temuin gua sekarang atau gak sama sekali.
Pilihan ada di tangan lu.Farrel
Ada sesuatu yang mau gua omongin.
Dara menatap layar hp nya yang penuh dengan pesan dari Farrel yang membuat dirinya bingung. Apa yang ingin di bicarakan oleh laki-laki itu.
Dara menatap ke arah jam tangannya, Fadel sebentar lagi akan sampai. Dara menghela napasnya, lalu menaruh hp nya. Dara memperhatikan penampilannya sekali lagi, memastikan jika tak ada yang kurang dengan dirinya.
Di lain tempat, Farrel kini tengah duduk di bangku taman. Walau suhu dingin tak membuat dirinya menyerah, Farrel melirik ke arah jalanan yang nampak sepi.
Ia menghela napasnya, lalu mengecek hp nya yang tak ada balasan dari Dara. Farrel menghitung setiap menitnya, setiap detiknya namun nihil Dara tak kunjung datang.
Dara datang sekarang atau semua akan berakhir dengan hal yang masih mengganjal. Waktunya disini makin habis karena teman-temannya membutuhkan dirinya. Ia juga harus cepat sampai di Indonesia karena bisnisnya yang sedang di permainkan.
Farrel mengusap rambutnya ke belakang, menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Farrel menatap ke arah jari manis tangan kanannya yang masih dihiasi cincin pernikahannya.
Ini pertama kalinya ada seseorang yang membuatnya menunggu. Jika saja bukan Dara orangnya, mungkin sekarang ia sudah bergelut dengan selimut tebalnya atau memainkan game onlinenya.
Jika bukan Dara, mungkin ia tak perlu repot dan mengeluarkan biaya banyak hanya untuk menyusul Dara ke negara Kincir Angin ini.
Jika bukan karena Dara, mungkin ia tak menjadi Farrel yang sekarang. Mungkin sekarang ia masih mengadu nasibnya di jalanan, mengikuti banyak balapan, mengikuti banyak tawuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandalan [END]
Teen FictionFollow for more:) Don't forget to leave vote and comment;) Stay safe dear^_^ Farrel Erlangga Putra, mempunyai kehidupan yang pelik dan tak semua orang bisa memahaminya. Banyak luka yang ia tutupi dengan sikap kasarnya, banyak rahasia yang ia tutup s...