32

19.1K 1K 79
                                    

Heyoo!!

Kambek lagi sama aku:v.

Chapter ini lumayan panjang, jadi siap-siap aja enek wkwk.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya:')

Vote, comment and share!! Karena semua itu Gratis tanpa di pungut biaya atau pun bayar pajak✊😆

#Readtogether
#Dirumahaja

Stay safe!!

Sorry for typo!

Enjoy!

-You're Free Now-

Selamat berbahagia. Temukan kebahagiaan mu bersama orang lain,kebahagiaan yang tak pernah bisa aku berikan.

:')

Farrel menatap Dara yang kini tengah memandang kosong ke arah depan membuat Farrel jengah dengan tingkah Dara yang berlarut dalam kesedihannya.

"Lu boleh pulang, ganti baju gih" ucap Farrel sambil memberikan baju kepada Dara yang tak di gubris oleh wanita itu.

"Denger gak?" Kesal Farrel.

Farrel menipiskan bibirnya saat Dara tak mengindahkan ucapannya.

"Kalau gitu gua yang gantiin" ucapnya telak.

Farrel mengangkat Dara menuju kamar mandi untuk mengganti baju, namun dengan segera di tolak oleh Dara.

"Bisa sendiri" ucapnya kecil.

Farrel menurunkan tubuh Dara, lalu menutup pintu kamar mandi tanpa mengatakan satu kata pun.

Farrel memasukan semua barang-barang Dara ke dalam tas, sambil menunggu Dara yang sedang mengganti baju.

Kali ini ia tak akan mundur lagi, tak akan bernegosiasi lagi dengan waktu, lebih cepat lebih baik. 

Melihat Dara yang ingin bunuh diri dengan cara melukai tangannya tempo hari membuat Farrel yakin. Ini saatnya ia melepas Dara, membiarkan wanita itu melanjutkan hidupnya tanpa bayang-bayang dirinya. Sebelum terlambat, ini juga baik untuknya dan juga Dara.

Farrel melirik Dara yang keluar dari kamar mandi,  masih dengan wajah sedihnya. Masih dengan raut murungnya.

Farrel mendekati Dara, merapikan rambut Dara dengan menjadikannya satu ke belakang dan mengikatnya dengan gelang yang biasa Dara gunakan. Dara diam dalam posisinya, menatap kosong ke arah Farrel. Jika tidak dalam keadaan tengah kehilangan seperti ini, Dara mungkin akan tersipu malu dan pipinya memerah tomat.

Walau tak sebagus hasil Dara biasanya, tapi setidaknya rambut Dara tak tergerai berantakan. Farrel mengusap wajah Dara dengan tangannya, menghapus air mata Dara yang jatuh ke pipinya.

"Gak usah nangis lagi, ntar stok air mata lu habis lagi" celetuk Farrel.

Ia menyampirkan jaketnya di bahu Dara agar di gunakan oleh wanita itu, lalu beralih ke tas yang sudah di penuhi oleh barang-barang Dara.

Farrel mengamit tangan Dara, menoleh ke arah Dara yang masih terdiam.

"Lu bisa jalan? Atau gua gendong?. Kalau gak mau, gua bawain kursi roda" ucap Farrel yang di tanggapi gelengan oleh Dara.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang