Heyoo!!
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.
-13-
Hari ini adalah dimana Farrel dan Dara akan merubah status mereka masing masing, dimana mereka akan melepas masa lajang dan masa muda mereka.
Pernikahan mereka di gelar sederhana yang hanya di hadiri oleh ayah dan ibu Dara serta satu pendeta dan juga satu saksi yaitu bik Minah.
Pernikahan itu di gelar di salah satu gereja yang cukup sepi dan sangat tertutup. Jelas ini bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh dua pasangan tersebut. Setelah menunggu selama 5 hari akhirnya pernikahan ini bisa di gelar.
Farrel menunggu Dara di atas altar pernikahan dengan suasana tegangnya.
"Bunda, maafin Dara. Semua ini salah Dara" ucap Dara sambil menatap Derina.
"Udah sayang, semua udah terjadi. Sekarang kamu jalanin hidup baru kamu sama suami kamu. Jadi istri dan ibu yang baik dan bisa di andalkan. Bunda gak bisa berbuat banyak atas semua yang terjadi, ini jalan yang kamu pilih sayang, bunda gak bisa ngerubahnya." Derina meneteskan air matanya saat melihat anak kesayangannya mengenakan gaun putih sederhana di usianya yang masih muda. Tentu ini bukanlah hal yang ingin Derina lihat. Ia masih ingin menyaksikan kesuksesan anaknya, namun takdir berkata lain.
"Bunda"
"Udah sayang yuk, Farrel udah nunggu di altar"
Derina menuntun Dara menyerahkan tangan Dara pada suaminya, Rana.
Rana menuntun Dara menuju altar, disana terlihat Farrel yang mengenakan setelan jas rapi menambah ketampanannya.
Dara menggenggam tangan ayahnya erat, menatap ayahnya yang berada di sampingnya. Dara tak kuasa menahan tangisnya melihat raut sedih ayahnya.
"Ayah"
Rana tetap fokus ke depan, tanpa menghiraukan Dara. Hatinya masih sakit melihat Dara yang kini akan menikah.
"Ayah, maafin Dara"
Rana menahan sesak di hatinya, rasanya sangat berat melepas Dara. Jika ini mimpi, Rana benar benar ingin segera terbangun ini mimpi paling buruk yang pernah ia alami.
"Ayah, jangan diemin Dara"
Mendengar ucapan Dara menyadarkan Rana jika semua ini bukanlah mimpi, semua ini nyata. Luka ini nyata.
"Pergilah nak, sekarang mulai lah hidup baru." Ucap Rana sambil melepaskan tangan Dara dan menyerahkannya kepada Farrel.
Dara berbalik memeluk erat tubuh ayahnya, menangis sesegukan. Ayah nya yang dulu selalu kuat sekarang rapuh. Ini bukan ayahnya, ayahnya dulu penuh dengan kasih sayang.
"Ayah"
"Pergi, suami mu telah menunggu" ucap Rana.
"Ayah jangan giniin Dara, Dara minta maaf. Dara buat ayah kecewa, Dar-"
"Pergi nak, ayah selalu ada di belakang mu. Jangan menangis, anak ayah gak boleh nangis. Jangan cengeng" Rana luluh, ia tak bisa mengabaikan putrinya, tangan besarnya menghapus air mata anaknya, memberikan kekuatan pada putri kecilnya.
"Farrel udah nunggu, ayo kesana" Rana mengantarkan Dara mendekati Farrel.
Tatapan tajam Rana beradu dengan tatapan elang Farrel. Jangan lupakan jika mereka mempunyai tabiat yang sama.
Farrel adalah Rana di masa muda, dan Rana yakin Farrel bisa bertanggung jawab akan semua ini. Jika tidak begitu, tidak mungkin Rana membiarkan Farrel menikahi putri kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandalan [END]
Teen FictionFollow for more:) Don't forget to leave vote and comment;) Stay safe dear^_^ Farrel Erlangga Putra, mempunyai kehidupan yang pelik dan tak semua orang bisa memahaminya. Banyak luka yang ia tutupi dengan sikap kasarnya, banyak rahasia yang ia tutup s...