10

29.9K 1.9K 54
                                    

Heyoo!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

-10-

"Dara gugurin aja gak papa kan, Farrel?"

Farrel diam menatap Dara. Lalu menarik Dara pergi dari area sekolah. Menarik paksa tangan Dara membuat perempuan itu sedikit meringis kesakitan.
Melajukan motornya, menuju suatu tempat.

Dara berpegangan dengan erat, takut karena Farrel mengendarai motornya seperti orang kesetanan. Memejamkan matanya saat membayangkan hal yang tidak-tidak, takut terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya dan juga Farrel.

Dara bergeming saat merasakan motor Farrel tak lagi melaju, dengan perlahan Dara membuka matanya melihat sekitarnya.

"Turun" perintah Farrel membuat Dara menggelengkan kepalanya.

"Gua bilang turun!" Tegas Farrel membuat Dara turun dari motor Farrel.

"Bilang sekali lagi, apa yang lu bilang tadi" ucap Farrel menatap Dara.

"Engga" Dara menggelengkan kepalanya takut melihat wajah Farrel yang telah menggelap marah.

"Ulangi apa yang lu bilang tadi!" Bentak Farrel membuat Dara terisak pelan.

"Dara cuma takut Farrel, apa yang ayah sama bunda Dara pikirin tentang Dara? Dara takut!" Ucap Dara menatap wajah Farrel dengan deraian air mata.

"Lu mau gugurin? Silahkan kalau yang lu kandung bukan anak gua" ucap Farrel membuat Dara terdiam.

Tanpa menghiraukan ucapan Dara, Farrel menarik pergelangan Dara agar mengikutinya. Dara dengan sekuat tenaganya menolak tarikan Farrel, menggelengkan kepalanya.

"Jangan Farrel" larang Dara saat hendak membuka pintu rumah besar yang ada di hadapannya, rumah Dara.

"Jangan Farrel, jangan. Dara mohon jangan. Farrel gak perlu tanggung jawab kayak gini. Dara bakal gugurin, Farrel gak usah kayak gini. Dara mohon"

"Udah gua bilang, lu boleh gugurin kalau yang lu kandung bukan anak gua. Tapi kenyataannya itu anak gua!" Desis Farrel membuat Dara terdiam.

Dengan sekali tarikan, Farrel berhasil membawa Dara masuk ke dalam rumah.

"Permisi, ucap Farrel." Dara yang ada di sampingnya sudah merasa panas dingin, membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

"Non Dara? Kenapa nangis?" Minah menghampiri anak majikannya yang tengah terisak, membuat ia menatap Farrel bingung.

"Non kenapa?" Minah sangat khawatir melihat Dara yang menunduk dan terisak, membuat ia dengan segera memanggil majikannya yang tengah beristirahat.

Farrel menggenggam tangan Dara, menggenggam dengan erat meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.
Dara menatap Farrel lalu menggelengkan kepalanya.

"Jangan Farrel, Dara gak mau terjadi apa-apa sama Farrel."

Farrel hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan Dara, lalu menghadap ke depan melihat dua orang yang sedang menuruni tangga.

"Sayang, kamu kenapa?" Derina mendekati putrinya, namun Dara bersembunyi di belakang Farrel membuat Derina bingung.

"Ada apa ini? Dara, kenapa kamu nangis?" Rana menatap Dara penuh dengan tanda tanya.

"Maaf om, saya Farrel. Saya kesini mau nikahin anak om sama tante" ucap Farrel sontak membuat semua orang yang ada disana terkejut dan menatap Farrel tak percaya.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang