35

19.8K 1.1K 92
                                    


Heyo!!!!

Kembali lagi dengan cerita ini wkwkwk.

Ini udah hari ke berapa nih kalian di rumah?

Aku bahkan udah gak tau mau ngapain lagi wkwkwk.

Tetep di rumah aja walau bosen.

Kita bantu untuk memutus rantai penyebaran virus ini.

Hihi, stay safe ya.

Sorry for typo!

Enjoy!!!
 

-Dara Pergi Ya-

Orang datang lalu pergi, mereka semua menjadi pelengkap di perjalanan hidupku.

Seorang wanita kini tengah menatap pantulan dirinya di depan cermin, menyisir rambutnya menjadi satu ke arah belakang. Wajahnya yang bersih, tanpa polesan make up tak memudarkan aura cantiknya.

Dia menghela napasnya, mengukir senyum manisnya walau hatinya telah hancur tak berbentuk.

"Non Dara" panggil bik Minah membuat Dara tersentak pelan.

Dara berbalik menatap bik Minah yang kini tengah berdiri di ambang pintu.

"Semuanya udah siap bik?" Tanya Dara sambil mengambil tas selempang nya.

"Udah non, sopir udah nunggu di bawah" jawab bik Minah membuat Dara tersenyum sedu.

"Bibik baik-baik ya disini, jangan terlalu kecapean." Ucap Dara sambil memeluk bik Minah.

"Iya non, non Dara juga baik-baik di sana. Kalau udah nyampe kabarin bibik ya non" pinta bik Minah sambil memeluk erat Dara.

"Iya bik" Dara mengurai pelukannya, memasang senyum manisnya.

"Kalau gitu Dara berangkat dulu ya bik, bibik jangan nangis dong Dara kan jadi ikut sedih" ucap Dara sambil menghapus air mata bik Minah.

"Iya enggak non, ini bibik gak nangis tuh" ucapnya sambil menghapus air matanya.

"Ayo non, bibik antar sampai depan"

Dara berjalan menuruni tangga, menatap bangunan rumahnya dimana ia tumbuh besar. Ia menghela napasnya, lalu melanjutkan langkahnya.

"Bibik gak perlu anter Dara sampai bandara, biar sopir aja. Dara gak mau kalau bibik nangis lagi nanti disana" ucap Dara berbalik sambil menatap bik Minah.

"Iya non, non Dara hati-hati ya" pesan bik Minah membuat Dara terharu.

"Iya bik, Dara pamit ya" ucapnya sambil kembali memeluk bik Minah.

"Bibik pasti kangen sama non Dara" ucapnya sambil mengelus punggung Dara.

"Dara juga, Dara pergi ya bik" ucapnya sambil melambaikan tangan.

Dara memasuki mobil yang akan menghantarkannya ke bandara hari ini.

Selepas kepergian mobil yang menghantar Dara, bik Minah kembali meneteskan air matanya.

Bagaimana perempuan seperti Dara bisa tersenyum di saat hatinya mungkin saja hancur bagaikan kepingan yang tak berbentuk.
Kehilangan calon anaknya, suami menghilang tanpa mengucapkan salam perpisahan yang pastinya meninggalkan banyak tanda tanya untuk Dara.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang