51

16.2K 918 69
                                    

Heyoo!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

Stay safe!

Sorry for typo!!

Enjoy!!

😌💔🌚

Valerie mendudukkan dirinya di atas sofa miliknya, merintih kesakitan saat punggungnya tak sengaja menyentuh sandaran sofa. Ia menunduk saat Dara dan laki-laki yang tak ia kenal itu duduk di sebelahnya.

Dara menghela napasnya melihat Valerie yang menunduk, ia juga merasa kesal saat Valerie menolak keras saat ia dan Farrel akan membawa dirinya ke rumah sakit, Dara khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

"Dimana kotak obatnya?" Tanya Dara sambil bangkit dari duduknya. Valerie mendongak, menatap Dara yang kini juga menatap dirinya. Ia menunjuk ke arah sudut ruangan itu, membuat Dara menganggukkan kepalanya.

Farrel melirik sekilas ke arah Valerie tak ingin tau atau berkata sedikit pun, ia memunggungi Valerie sibuk mengotak-atik hp nya.

Dara datang dengan kotak obat di tangannya, menatap sedih ke arah Valerie yang masih merintih kesakitan.

"Sebaiknya kita ke rumah sakit" saran Dara namun di hadiahi gelengan keras oleh Valerie.

"Jangan, ini sudah biasa" ucapnya membuat Dara tertegun. Biasa katanya?.

Dara memilih duduk si samping Valerie, ia melirik sekilas ke arah Farrel yang nampak tak acuh. Dara menghela napasnya lagi, lalu pandangannya tertuju ke arah punggung Valerie yang masih dibaluti dengan jaket besar milik Farrel.

"Farrel bisa pergi dulu? Dara mau ngobatin Vale" ucap Dara membuat Farrel menoleh.

"Enggak" ucap Farrel.

"Tapi-"

"Gua gak bakalan ngintip, gak usah takut. Gua bisa jaga mata" ucap Farrel telak membuat Dara mengangguk pasrah.

Dara membuka jaket yang membungkus tubuh Valerie, ia terkesiap saat melihat darah masih keluar dari luka itu. Dara menyipitkan matanya saat melihat sesuatu.

"Dara?" gumam Dara pada dirinya sendiri. Dara membulatkan matanya saat luka di tubuh Valerie bertuliskan namanya. Bukan hanya satu, tapi ada beberapa. Bahkan punggung Valerie penuh dengan nama "Dara". Ada yang sudah mengering dan ada yang baru tertutup.

"sorry" gumam Valerie saat menyadari keterkejutan Dara.

"Bagaimana bisa?" Tanya Dara. Dara memegangi luka Valerie yang bertuliskan namanya.

"Ceritakan semua jika kamu mau kita masih berteman, Vale" ucap Dara membuat Valerie menangis.

"Aku mencintainya, aku mencintai kekasih mu, Dar" ucap Valerie membuat Dara terkejut.

"Jadi alasan mu tidak mau ke rumah sakit agar mereka tidak tau tentang luka mu dan merasa curiga, begitu?" Ungkap Dara.

"Smart girl" celetuk Farrel yang masih sibuk dengan hp nya. Dara melirik ke arah Farrel, laki-laki itu ternyata mendengarkan obrolannya dengan Valerie.

"Sudah berapa lama, Vale?" Tanya Dara lagi.

Valerie terlihat menelan ludahnya kasar, meremas tangannya meredakan rasa gugupnya. Ini kali pertama Dara menampilkan sosok yang berbeda, yang ia tau Dara adalah perempuan yang lemah lembut dan polos, tidak ia sangka jika Dara bisa berubah menjadi pengintrogasi yang membuat dirinya tersudut.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang