🐾 Beban

795 86 2
                                    

Dulu pas SD sampe SMP, Mingyu sama Minkyung selalu berlomba-lomba buat dapat ranking satu di kelas. Karena emang mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.

Alasannya kenapa harus dapat rank 1? Jelas, supaya bisa dapat predikat anak pintar. Dan kalau ada acara keluarga dapat lebih banyak pujian.

Masuk SMA, mereka juga masih saingan di kelas 10 karena sekelas juga. Dulu, pas Mingyu-Minkyung SMA penjurusan dimulai dari kelas 11.

Kelas 11, dua-duanya masuk penjurusan yang berbeda. Mingyu IPS - Minkyung IPA. Meskipun begitu, dua-duanya masih aja saingan.

Begitu kuliah, mereka udah gak saingan ranking. Karena sistemnya juga beda, maka mereka saingan IP.

Di awal semester Minkyung berhasil mencetak nilai fantastis karena kerajinannya dan gak terlena ajakan main kesana kemari.

Beda sama Mingyu yang keasikan main dan 'bersosialisasi' sampe lupa tujuan utama kuliah.

Sekarang, mereka udah tingkat 3 yang mana sebentar lagi naik tingkat 4. Mereka sepakat untuk gak gede-gedean IP lagi, capek.

Sebenernya bagus sih berlomba-lomba gitutuh, jadi termotivasi. Tapi sekarang kayanya udah bukan saatnya ngelawan orang lain. Akhir tingkat 3 maju 4 gini tuh lawannya diri sendiri.

"Kayanya gue salah jurusan deh," keluh Minkyung begitu memasuki waktu bagian kuliah tingkat tiga.

"Sama, kayanya gue juga salah jurusan. Kalau gini ceritanya, jadi gak jadi gue ambil S2," sahut Mingyu yang juga sama tumbangnya di semester enam ini.

"Ha? Lo mau ambil S2?" tanya Minkyung kaget.

"Rencananya sih gitu. Gue kan gamau kalah sama hape. Hape aja udah S10. Eh tapi itu juga kalau otak gue masih mau diajak kerja sama sih," kata Mingyu.

"Gue boro-boro mikir S2. Ini aja udah buntu banget gue, gak yakin ini kelar apa engga," kata Minkyung sedih. Beneran se-hopeless itu mengingat nilai-nilainya yang pada terjun bebas.

"Dih jangan ngomong gitu dong lo," sahut Mingyu menyemangati, padahal biasanya dia yang disemangatin Minkyung. Sekarang gentian.

Buat Mingyu, ngeluh itu boleh, nyerah jangan.

"Yagimana."

"Lo pasti bisa, gak usah minder gitu. Gausah dijadiin beban. Ya walaupun kita kembar bukan berarti jalan hidup kita sama kan?" kata Mingyu tahu betul kalau permasalahan kembarnya ini adalah menyoal pandangan orang-orang atas mereka bedua.

"Tapi gue takut Gyuuu, gimana kalau gue gak bareng lo wisudaan ntar?" Nah kan bener. Yang bikin Minkyung stress tuh karena tuntutan netizen.

"Lo pasti mikirin omongan orang lagi? Udah sii. Omongan orang mah gak usah lo pikirin. Dengerin mah ya dengerin aja, orang lo punya kuping. Tapi ya udah, biarin aja, ngasih makan lo aja engga, ditanggepin amat. Ngabisin energi tau gak sih," kata Mingyu bawel.

"Mau kita barengan atau engga wisudanya nanti, gak ada pengaruhnya sama hidup orang kan?" Minkyung cuma bisa ngangguk denger Mingyu ngomel.

"Mulai sekarang, lo fokus aja sama yang lo bisa lo kendaliin. Gausah mikirin hal yang gak bisa lo kendaliin."

"Iya."

"Jangan iya iya tapi sedih lagi!"

"Iya engga! Jangan marah-marah dong!"

"Iya gak marah. Utututututu 😚"

Minkyung tuh mukanya aja galak, hatinya mah lembut.

Minkyung tuh mukanya aja galak, hatinya mah lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°270919

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°270919

кємвαя? ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang