Duluuuuuu banget, sempat ada mitos yang bilang kalau anak kembar itu harus dipisah, karena katanya kalau engga dipisah salah satunya bakal sakit.
Ayah sama Ibu Kim pada masa itu percaya gak percaya sama mitos itu terpaksa harus nurutin mitos itu atas desakan orangtua mereka.
Di umur yang masih terbilang muda, sangat muda malah, Mingyu sama Minkyung diputuskan buat dipisah.
Dengan berat hati Ayah dan Ibu Kim harus melepas Mingyu sama Minkyung buat dirawat kakek neneknya. Mingyu diurus sama orangtua ayahnya, Minkyung sama orangtua Ibunya.
Seminggu dipisah, Mingyu sama Minkyung masih aman dan gak rewel. Ya paling nangis-nangis biasa anak bayi yang kelaparan dan mau buang kotoran aja.
Sampe akhirnya di hari ke delapan. Keduanya kompak bikin Ayah sama Ibu Kim jantungan. Mingyu sama Minkyung sakit!
Ayah sama Ibu Kim lantas bagi tugas, Ayah nyamperin Mingyu, Ibu nyamperin Minkyung.
Kedua anak kembar itu lalu dibawa ke rumah sakit berbeda. Kata dokter (yang berbeda pula), si kembar cuma sakit biasa sebagaimana umumnya anak bayi sakit.
Dari sakit itulah Ayah sama Ibu Kim jadi gak percaya sama mitos misahin anak kembar. Kalau memang anak sakit, ya sakit aja. Gak perlu dikaitakan sama hal semacam ini.
Ayah sama Ibu Kim akhirnya memutuskan buat kembali merawat si kembar di rumah. Gak mudah emang awalnya karena rumah yang mulanya sepi sekarang ketambahan dua bayi manusia.
Tapi semua kesulitan itu cuma diawal doang. Karena setelahnya, si kembar sangat kooperatif dengan orangtuanya.
Maksudnya kaya, kalau yang satu nangis mau mimik susu, maka yang satu bakal nunggu giliran untuk mimik juga. Engga yang kedua-duanya rewel bersamaan.
Gitupun kalau buang kotoran atau sakit. Keduanya bakal nunggu giliran.
Keduanya tumbuh menjadi adik kakak yang saling menyanyangi dan penuh cinta. Yang gak pernah malu buat saling peluk, cium, dan bilang kata sayang.
Sampe akhirnya masuk TK, barulah keduanya jadi sering berantem. Masalahnya sesepele rebutan mainan atau buku.
Mingyu yang udah tau kalau cowok harus jadi pemimpin selalu merasa dirinya lebih hebat dan lebih unggul. Minkyung yang udah tau kalau cewek mesti dihadahulukan jadi selalu ingin diistimewakan.
Karena keseringan berantem itu, Ayah Kim sampe mikir untuk misahin keduanya. Biar gak ribut terus mungkin lebih baik dipisah aja. Tapi pemikiran itu ditolak Ibu.
"Mereka gak boleh dipisah. Mereka harus selalu sama-sama," gitu kata Ibu Kim saat Ayah Kim berniat misahin Mingyu-Minkyung.
🐾
"Kak, maaf soal kemarin," kata Minju begitu keluar dari kamar dan nyamperin Mingyu yang lagi bikin sarapan.
Karena di rumah cuma ada Mingyu sama Minju, jadi sarapan cukup nasi goreng plus telor dadar aja karena keduanya gak begitu rewel urusan makan.
"Kemarin aku kelepasan. Harusnya gak bilang kaya gitu. Maaf ya kak," lanjut Minju karena Mingyu gak respon. Malah sibuk sendiri bolak balik telor diteflon.
"Iya, gpp. Lepasin aja. Jangan dipendem," kata Mingyu pada akhirnya, lalu balik badan dan liat Minju lagi nunduk. Kaya menyesal banget karena udah ngomong sejahat itu sama kakaknya.
"Kak Gyu juga minta maaf ya. Kak Gyu jarang kasih perhatian sama kamu. Kakak terlalu sibuk urusin hidup Minkyung, sampe Minkyung jadi risih deket kak Gyu," kata Mingyu naruh telur di atas piring nasi goreng di depan Minju.
"Engga kok, Kak Gyu gak salah apapun. Aku yang salah. Aku--"
"Udah udah, gak perlu salah-salahan. Intinya kita cuma kurang komunikasi aja, Nju. Padahal kak Gyu kuliah jurusan komunikasi, ckck malu-maluin," kata Mingyu menggeleng.
"Lain kali, kalau ada apa-apa bilang ya. Kak Gyu sama kak Minky bukan cenayang yang bisa nebak isi hati kamu," lanjut Mingyu yang diangguki Minju.
Lalu keduanya jadi makan dengan perasaan sama-sama plong.
°240120