Jam dinding udah menunjukan pukul sebelas malam, tapi baik Mingyu sama Minkyung belum ada yang tidur karena setumpuk tugas kuliah.
Ruang tv udah gak jelas rupanya kaya gimana karena buku, jurnal, charger, ini dan itu berserakan. Anak kembar tidak mirip ini sepakat untuk ngerjain tugas bareng biar bisa saling memantau kalau-kalau ada yang ketiduran.
Makin malem, udara makin dingin. Apalagi di luar hujan deres banget. Untungnya gak ada petir. Kalau ada petir listrik bisa terancam mati.
"Dingin-dingin gini enak nih makan mi rebus," celetuk Minkyung yang lagi ngeistirahatin matanya bentar. Capek liat monitor laptop terus.
"Hooh, pake telor terus saos yang banyak. Beuuh, mantap jiwa cuy," kata Mingyu menyahut sambil ngebayangin mi rebus pake telor terus pake saos.
"Gih bikin Gyu," suruh Minkyung kemudian. Mingyu langsung manyun.
"Kok gue? Lo sana sekali-kali. Perasaan gue mulu yang bikin mi," kata Mingyu ngomel.
"Soalnya mi bikinan lo enak," puji Minkyung. Gatau deh Mingyu mesti bangga apa engga denger kalimat barusan.
"Maaf esmeralda, gue gak akan tertipu mulut manis lo itu. Ayo suit aja, yang kalah yang bikin mi," kata Mingyu.
"Oke," kata Minkyung.
"Jangan curang ya."
"Satu... Dua.. Tiga..."
Mingyu keluarin kertas.
Minkyung keluarin gunting.
Mingyu kalah.
Minkyung menang.
"Punya gue telornya setengah mateng ya, ehehehe," kata Minkyung seneng. Sementara Mingyu nekuk mukanya.
Gue lagi gue lagi.