Pukul lima sore Mingyu baru bangun tidur. Karena gak ada kuliah, Mingyu gak kemana-mana dan mutusin buat di rumah aja seharian sampe akhirnya ketiduran.
Begitu bangun, Mingyu panik karena denger suara Ibu ngomel-ngomel di dapur. Kirain ngomelin adeknya, ternyata ngomel sendiri.
"MINGYU! Kamu seharian ini ngapain aja?" tanya Ibu begitu Mingyu mendekat nyamperin Ibu.
"Tidur, Bu. Di kamar," jawab Mingyu serak, khas suara orang bangun tidur.
"Yakin?" tanya Ibu lagi, Mingyu manggut-manggut.
"Adek kamu? Udah pulang?" tanya Ibu, nadanya masih galak.
"Gak tau."
"Kok gak tau?!"
"Yaa kan Mingyu tidur?" jawab Mingyu gugup, jantungnya detak kenceng banget saking paniknya.
"HHHHHHHHHHH!" Ibu buang napas berat banget kaya orang kesel. Emang lagi kesel.
Karena gak mau ambil resiko dimarahin lebih lanjut, maka Mingyu langsung masuk ke kamarnya, ambil hape, dompet sama jaket, terus keluar dari rumah.
Rumah sedang tidak aman!
Pawangnya Ibu cuma satu kalau lagi ngamuk, yaitu Ayah. Jadi untuk sementara mending ngungsi dulu ke indopoint deket rumah sampe ayah pulang.
🐾
"Bener bukan lo?" tanya Minkyung sekali lagi sama Mingyu perihal piring cantik ibu yang pecah.
"Gue kasih tau aja, lo mending ngaku. Setidaknya kalau lo ngaku uang jajan yang dipotong cuma punya lo doang," Minkyung melanjutkan.
"Bukan gue sumpah, Kyung. Kok gak percaya banget sih?" kata Mingyu ngotot emang bukan Mingyu yang pecahin piring Ibu.
Gara-gara Mingyu suka rusakin barang, tiap ada barang rusak pasti Mingyu otomatis yang jadi tersangka utama. Udah gak aneh.
"Terus siapa? Masa jatoh sendiri?"
"Ya mana gue tau!"
"Padahal kalau lo mau ngaku ... "
"BUKAN GUEEEEEE!"
Minju yang duduk di antara Mingyu sama Minkyung cuma bisa diem aja, gak berani berkomentar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°240919
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
