"Kyung," panggil Mingyu ke Minkyung yang lagi cuci wadah-wadah kotor bekas bikin adonan ayam crispy. Sementara Mingyu lagi di depan penggorengan, sibuk nyiram-nyiramin minyak goreng ke ayam crispy biar cepet mateng.
"Hm," gumam Minkyung gak noleh sedikitpun, fokus nyuci biar cepet beres dan cepet makan. Udah laper banget!
"Kita udah sama-sama dari masih zigot kan ya?" kata Mingyu yang cuma dapat jawaban pendek dari Minkyung.
"Susah senang kita bareng-bareng," lanjut Mingyu.
"Iya."
"Tiap gue ada masalah, lo bantuin gue dan gitupun sebaliknya."
"Iya."
"Lo, gak ada yang mau diceritain gitu sama gue?" kata Mingyu udah selesai dengan ayam crispy kloter pertama dan bersiap masukin ayam kloter ke dua ke penggorengan.
"Cerita apa?" tanya Minkyung juga udah selesai nyabunin semua wadah-wadah kotornya dan siap buat ngebilas.
"Tentang hubungan lo sama kak Wonwoo," kata Mingyu sedikit mundur karena minyak yang ada di wajan nyiprat-nyiprat.
"Emang apa yang harus diceritain sih? Kan udah jelas, gue putus sama kak Wonu," kata Minkyung sambil ngebasuh wadah-wadah benuh busa itu cepet.
"Yaaaaah penyebabnya apa gitu lho, kok bisa putus? Apa bang Wonwoo jahatin lo apa gimana?" tanya Mingyu dengan tangan yang cekatan ambil ayam yang udah mateng dan minyaknya udah turun buat dia cobain, manatau kurang mateng.
"Emang udah waktunya aja putus," kata Minkyung jadi noleh ke Mingyu terus mangap, mau ayam juga.
"Ha? Maksud lo gimana?" kata Mingyu sembari masukin satu cubitan besar ayam ke Minkyung.
Minkyung ngunyah ayam itu sambil manggut-manggut. Enak-enak.
"Kyung ih, maksudnya gimana? Kok udah waktunya putus?" tanya Mingyu lagi karena ditungguin berapa detik, Minkyung gak ngejawab juga pertanyaannya. Padahal Mingyu yakin ayam yang ada di mulut Minkyung udah ditelen.
"Gyu, denger baik-baik ya," kata Minkyung, Mingyu ngangguk, lalu membuka telinganya lebar-lebar.
"Gue tahu lo kembaran gue, gue tahu banget itu. Tapi masalah gue sama kak Wonu tuh urusan pribadi gue, jadi bisa gak sih lo diem aja gitu gak usah banyak nanya?"
"Tapi, Kyung. Gue takut lo dijahatin sama bang Wonwoo ata--"
"Kak Wonu baik, baik banget. Lo gak usah ketakutan gue dijahatin."
"Ya terus apa kalau gitu?"
"Please, Gyu. Stop ikut campur urusan gue seolah-olah lo tuh peduli sama gue bisa gak sih?" kata Minkyung kesal karena Mingyu terus-terusan nanya.
"Emang kenyataannya gue ini peduli ya sama lo, Kyung!" sahut Mingyu tersinggung sama ucapan Minkyung barusan.
"Gak, lo gak peduli sama urusan gue. Lo cuma kepo, penasaran!"
"Bisa gak sih lo gak berprasangka buruk terus? Capek gue!!!"
"Yaudah, kalau capek diem aja, gak usah ikut campur urusan gue!!!"
"Yaudah!"
"Oke!"
Minkyung lalu ninggalin dapur dengan pekerjaan yang belum selesai.
"Udah mateng semua, Gyu?"
Mingyu cuma ngangguk jawab pertanyaan Ibu yang baru masuk ke dapur setelah sedari tadi di halaman, ngobrol sama tetangga dan ngasih tanggung jawab masak ke Mingyu.
"Yaudah yuk makan," lanjut Ibu lalu ambil piring dan nasi.
Hari ini mereka makan malam bertiga soalnya Ayah Kim sama Minju pulangnya bakal malem banget.
"Minkyung mana?"
"Kamar," jawab Mingyu malas-malasan.
"Panggil sana, tadi katanya laper."
"Nanti juga keluar sendiri. Biarin aja," kata Mingyu jutek.
"Kenapa sih? Berantem?" tanya Ibu yang cuma diangguki Mingyu.
°231219
jeononu i'm sorry, i love you.