1.

14.5K 477 64
                                    

📌  2 November 2019

Happy Reading

~

Seorang perempuan tampak melepas apron yang yang membungkus tubuhnya. Meletakkan apron itu di atas meja, kemudian merenggangkan kedua tangannya ke atas.

"Enjoy your holiday, Valley!"

Perempuan tadi menoleh, kemudian tersenyum kecil.

"Yeah! See you next month, Olive!" balasnya.

Perempuan yang tadi dipanggil Valley, atau bernama lengkap Lily Ode Valley itu kerap disapa Lily. Seorang mahasiswi asal Indonesia yang mendapat beasiswa kuliah di Inggris sejak sepuluh bulan yang lalu.

Lily bekerja part time di sebuah kafe sepulang kuliah. Dan kini ia mendapat waktu liburan dari kampus serta kafe tempatnya bekerja.

Ia meraih sweeter serta tas selempang kecilnya terburu-buru. Kemudian keluar kafe itu untuk pulang ke apartemennya.

Hembusan napasnya lepas, kemudian senyumnya tersungging sebelum akhirnya berlari kecil untuk pulang.

* * *

Sesampainya di apartemen, Lily melepas flatshoes nya terburu. Kemudian segera berlari masuk, membuang tas sembarangan lalu menarik laptop yang tergeletak di meja makan.

Ia mengutak-atik laptop itu. Ketika ia berhasil menemukan apa yang ia cari, ia tersenyum puas.

"Ya ampun, Ly! Lo baru pulang dari kafe dan langsung ngadep laptop!" pekik seorang perempuan yang baru saja keluar dari kamarnya.

Lily tidak tinggal sendiri di Inggris. Ia bukan satu-satunya mahasiswi yang mendapat beasiswa ke Inggris, dan perempuan yang tadi meneriaki Lily adalah teman seperbeasiswanya, Teta.

Mereka berdua memutuskan untuk tinggal berdua karena sama-sama memikirkan biaya hidup selama di sana. Biar hemat katanya.

"Takut ketinggalan Kevin main," ujar Lily sambil nyengir.

"Ck, apa coba bagusnya manusia tengil kaya dia," cibir Teta.

"Tengil apa sih, anteng gitu juga!" Lily membela Kevin.

"Petakilan gitu anteng dari mmana anjir?!"

"Namanya juga lagi main badminton, jelas petakilan. Nggak ada main badminton anteng kaya orang lagi semedi!" balas Lily.

"Iya gua tau, Siti!"

"Gue Lily, bukan Siti," sahut Lily masih menatap laptopnya.

"Tau ah! Serah!" ujar Teta sambil mengerucutkan bibir.

Kesal karena Lily terus membela idolanya yang tengil itu.

Lily memang cukup gemar menonton pertandingan bulutangkis. Apalagi dari sektor ganda putra. Dia begitu mengidolakan seorang Kevin Sanjaya.

Bukan hanya mengidolakan, Lily bahkan merasa ia begitu mencintai sosok Kevin.

Ia belum pernah bertemu secara langsung dengan Kevin, padahal sepupunya adalah atlet bulutangkis juga. Bahkan tinggal ditempat yang sama dengan Kevin, di pelatnas.

Seusai pertandingan Kevin, Lily kembali menutup laptop. Membawanya ke kamar untuk menyimpannya.

Ia lalu membersihkan diri dan bersiap untuk istirahat.

* * *

"Pagi!" sapa Lily ceria pada Teta sambil duduk di kursi meja makan.

Enough | Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang