11.

3.4K 313 42
                                        

📌 17 Desember 2019

Happy Reading

~

Lily menatap uluran tangan di hadapannya. Masih diam dan tak bergerak untuk menjabat tangan tersebut.

Ia menatap lelaki yang tak lain adalah Kevin yang mengulurkan tangannya dengan tatapan bingung. Maksud dari Kevin mengulurkan tangan itu apa?

Seakan tahu kebingungan Lily, Kevin menghela napas.

"Nama bego," ujar Kevin.

"Oh, nama!" balas Lily sambil tersenyum.

Sepertinya otaknya mendadak sulit untuk memproses apapun yang sedang terjadi saat ini.

"Iya."

"Namanya siapa?" tanya Lily.

"Nama lo! Kan gue ngajak kenalan!" ucap Kevin.

"Oh, hehe," kekeh Lily.

Jarang-jarang Lily melihat Kevin dengan wajah kesal tapi terlihat salting seperti ini.

Senyumnya terukir, kemudian ia menjabat tangan Kevin.

"Lily Ode Valley. Panggil aja Lily," ujar Lily.

Kevin mengangguk-anggukkan kepala. 

"Kenapa ngajakin kenalan?" tanya Lily setelah Kevin melepas tangannya.

"Ya biar kontak lo di hp gue ada namanya," ujar Kevin.

Lily menghembuskan napas kasar. Ia pikir Kevin memang murni ingin berkenalan dengan dirinya. Ternyata supaya kontaknya di hp Kevin memiliki nama.

"Lily?"

Lily menoleh ke belakang dan menemukan Mitzi serta Anthony yang sudah menatap tajam ke arah Kevin.

Dengan segera Lily berdiri diikuti Kevin. Wajah ramah yang sempat Kevin pasang mendadak hilang. Berganti menjadi datar dan dingin seperti ketika pertama kali Lily bertemu.

"Ly! Lo ngapain sama dia?" tanya Anthony sambil menarik Lily mendekat.

Lily memilih tak menjawab dan menundukkan kepala. Tarikan Anthony tak main-main, bahkan kukunya tidak sengaja menciptakan luka kecil.

"Udah, udah. Kevin nggak ngapa-ngapain Lily kok," ujar Mitzi sambil mengusap bahu Anthony.

Telapak tangan Mitzi memang mengusap bahu Anthony. Namun, dari tatapan Anthony dan Mitzi, semua terasa begitu aneh.

"Punya sepupu tu dikasih makan. Sampe sakit gue yang ngasih makan, lo kemana?" ujar Kevin datar sambil berlalu.

Lily mengangkat kepala, menatap kepergian Kevin dengan tatapan tak percaya. "Ngasih makan", kalimat itu terdengar terlalu kasar untuk diucap seseorang yang baru saja menolong orang lain.

Ia merasa kecewa dengan ucapan Kevin. Tadinya, ia pikir Kevin memang menolong karena peduli, bahkan kalaupun bukan karena peduli, sebagai manusia berakal yang melihat orang lain berada di kesulitan. Nyatanya?

Kenapa tiba-tiba Kevin bisa berucap seperti itu?

* * *

"Gue nggak suka lo deket-deket sama Kevin."

Lily diam, kedua matanya sibuk melihat keluar jendela mobil dengan malas. Berusaha mengabaikan ucapan Anthony yang sejak tadi menyuruhnya untuk menjauhi Kevin.

Enough | Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang